Loving Vincent - Review
"Di samping visual yang luar biasa lewat animasi lukisan tangan cat minyak, biografi Vincent van Gogh ini berkisah dengan sangat menarik"
Armand Roulind anak dari kepala tukang pos ditugaskan oleh ayahnya untuk mengantarkan satu surat penting yang selama ini gagal dikirim. Surat tersebut adalah surat terakhir dari Vincent van Gogh sebelum meninggal yang ditujukan untuk adiknya Theo van Gogh. Armand pun melacak orang-orang terdekat dari Vincent maupun Theo, yang kemudian membawanya ke desa Auvers, desa di mana Vincent van Gogh hidup di hari-hari terakhirnya. Sembari menunggu Dr. Gachet yang merawat Vincent, Armand bertemu dengan penduduk sekitar yang tidak hanya mengenal Vincent, tetapi juga menjadi model dari berbagai lukisannya.
Loving Vincent adalah film animasi pertama yang dibuat 100% dari lukisan cat minyak. Bayangkan opa Hayao Miyazaki membuat animasi Spirited Away dengan gambar tangan, maka Loving Vincent digambar oleh 100 pelukis cat minyak ahli yang menghasilkan 853 kanvas lukisan cat minyak. Kanvas-kanvas tersebut kemudian dianimasi menjadi 65 ribu frame berbeda, dan menghasilkan film animasi panjang berdurasi 94 menit.
Ketika sedang menatap sebuah lukisan, pernahkah anda membayangkan bahwa lukisan itu seolah-olah hidup? Efek ini yang terjadi selama menonton Loving Vincent di bioskop, yang dengan sukses meleburkan antara hasil karya lukisan terindah dengan storytelling yang seru dan mengundang rasa penasaran. Apalagi film ini berlandaskan pada 120 lukisan terkenal karya Vincent van Gogh, mulai dari potret karakter orang-orang yang ditemui Vincent hingga pemandangan tempat dia tinggal.
Di samping cara pembuatan film yang terbilang sangat luar biasa, Loving Vincent menjadi medium bercerita audio-visual yang sangat efektif. Kisah usaha Armand Roulind untuk mengantarkan surat menjadi sudut cerita yang sangat menarik untuk menceritakan biografi Vincent van Gogh yang tragis, yang diceritakan lewat orang-orang yang ditemui oleh Armand. Kisah-kisah ini juga tidak jauh dari faktar yang terjadi, mengingat sutradara dan penulis naskah Dorota Kobiela dan Hugh Welchman berpegang pada isi korespondensi surat antara Vincent dengan adiknya Theo.
Jelas bahwa film Loving Vincent merupakan surat cinta terdalam dari para pembuat film kepada sosok Vincent van Gogh, yang bisa dibilang salah satu pelukis terkenal dengan cerita hidup yang sangat menyedihkan. Bayangkan saja, Vincent hidup miskin dan melarat seumur hidupnya dan berganti-ganti pekerjaan, sampai akhirnya dia memutuskan untuk melukis penuh waktu di umur 29 tahun. Selama 8 tahun melukis, tak satupun lukisannya laku dibeli orang - sampai akhir hayatnya. Bayangkan, seorang pelukis berbakat yang hidup tanpa sedetikpun mengecap keberhasilan dari karya-karyanya.
Nominated for Best Animated Feature, Academy Awards, 2018.
Nominated for Best Animated Feature, Golden Globes, 2018.
Nominated for Best Animated Feature, BAFTA Awards, 2018.
Poland / UK / USA | Animation | 94 mins | Scope Aspect Ratio 1.33 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 6 Maret 2018 -
----------------------------------------------------------
Armand Roulind anak dari kepala tukang pos ditugaskan oleh ayahnya untuk mengantarkan satu surat penting yang selama ini gagal dikirim. Surat tersebut adalah surat terakhir dari Vincent van Gogh sebelum meninggal yang ditujukan untuk adiknya Theo van Gogh. Armand pun melacak orang-orang terdekat dari Vincent maupun Theo, yang kemudian membawanya ke desa Auvers, desa di mana Vincent van Gogh hidup di hari-hari terakhirnya. Sembari menunggu Dr. Gachet yang merawat Vincent, Armand bertemu dengan penduduk sekitar yang tidak hanya mengenal Vincent, tetapi juga menjadi model dari berbagai lukisannya.
Loving Vincent adalah film animasi pertama yang dibuat 100% dari lukisan cat minyak. Bayangkan opa Hayao Miyazaki membuat animasi Spirited Away dengan gambar tangan, maka Loving Vincent digambar oleh 100 pelukis cat minyak ahli yang menghasilkan 853 kanvas lukisan cat minyak. Kanvas-kanvas tersebut kemudian dianimasi menjadi 65 ribu frame berbeda, dan menghasilkan film animasi panjang berdurasi 94 menit.
Ketika sedang menatap sebuah lukisan, pernahkah anda membayangkan bahwa lukisan itu seolah-olah hidup? Efek ini yang terjadi selama menonton Loving Vincent di bioskop, yang dengan sukses meleburkan antara hasil karya lukisan terindah dengan storytelling yang seru dan mengundang rasa penasaran. Apalagi film ini berlandaskan pada 120 lukisan terkenal karya Vincent van Gogh, mulai dari potret karakter orang-orang yang ditemui Vincent hingga pemandangan tempat dia tinggal.
Di samping cara pembuatan film yang terbilang sangat luar biasa, Loving Vincent menjadi medium bercerita audio-visual yang sangat efektif. Kisah usaha Armand Roulind untuk mengantarkan surat menjadi sudut cerita yang sangat menarik untuk menceritakan biografi Vincent van Gogh yang tragis, yang diceritakan lewat orang-orang yang ditemui oleh Armand. Kisah-kisah ini juga tidak jauh dari faktar yang terjadi, mengingat sutradara dan penulis naskah Dorota Kobiela dan Hugh Welchman berpegang pada isi korespondensi surat antara Vincent dengan adiknya Theo.
Jelas bahwa film Loving Vincent merupakan surat cinta terdalam dari para pembuat film kepada sosok Vincent van Gogh, yang bisa dibilang salah satu pelukis terkenal dengan cerita hidup yang sangat menyedihkan. Bayangkan saja, Vincent hidup miskin dan melarat seumur hidupnya dan berganti-ganti pekerjaan, sampai akhirnya dia memutuskan untuk melukis penuh waktu di umur 29 tahun. Selama 8 tahun melukis, tak satupun lukisannya laku dibeli orang - sampai akhir hayatnya. Bayangkan, seorang pelukis berbakat yang hidup tanpa sedetikpun mengecap keberhasilan dari karya-karyanya.
Nominated for Best Animated Feature, Academy Awards, 2018.
Nominated for Best Animated Feature, Golden Globes, 2018.
Nominated for Best Animated Feature, BAFTA Awards, 2018.
Poland / UK / USA | Animation | 94 mins | Scope Aspect Ratio 1.33 : 1
Rating Sobekan Tiket Bioskop:
- sobekan tiket bioskop tanggal 6 Maret 2018 -
----------------------------------------------------------
- review film loving vincent van gogh
- review loving vincent van gogh
- loving vincent van gogh movie review
- loving vincent van gogh film review
- resensi film loving vincent van gogh
- resensi loving vincent van gogh
- ulasan loving vincent van gogh
- ulasan film loving vincent van gogh
- sinopsis film loving vincent van gogh
- sinopsis loving vincent van gogh
- cerita loving vincent van gogh
- jalan cerita loving vincent van gogh
Komentar
Posting Komentar