Dilan 1990 - Review
"Hanya orang gengsi yang tidak ingin mengakui bahwa film ini dibuat dengan hati-hati dan penuh hati"
Di bangku SMA kota Bandung tahun 1990, Milea didekati seorang laki-laki nyeleneh yang penuh gombal. Dilan, yang ternyata adalah seorang panglima tempur yang memimpin geng sekolah untuk tawuran, terus menerus mendekati Milea. Kata-kata gombal dan hadiah serta kejutan yang sangat unik akhirnya membuat Milea jatuh hati. Namun karakter Dilan yang penuh emosi dan sering memicu perkelahian harus membuat Milea bekerja keras menanganinya.
Butuh waktu dua minggu bagi gue untuk akhirnya memutuskan menonton film ini di bioskop. Coba, siapa yang langsung tertawa geli campur jijik menonton trailernya yang penuh gombal? Jujur saja, gue adalah salah satu yang ogah untuk menonton satu lagi film cheesy dan menye-menye. Tetapi, angka lima juta penonton (sampai tulisan ini ditulis) mendorong gue. Sebagus apa sih Dilan 1990 ini?
Ternyata, setiap gombalan Dilan ini hanyalah pintu masuk semata. Pintu masuk bagi penonton gengsian macam gue untuk akhirnya mau menonton. Selain itu, pintu masuk pula bagi penonton untuk akhirnya larut dalam kisah romansa nyeleneh dan (terlalu) manis antara Milea dan Dilan. Butuh waktu setengah film bagi gue untuk menyadari bahwa setiap gombalan Dilan yang super dahsyat itu bukanlah hal cheesy, melainkan sebagai bagian dari humor dan ranah komedi yang diam-diam diselipkan dalam film bernuansa romansa SMA ini. Setidaknya ini yang gue perhatian dari sebagian penonton Senayan City hari Minggu 11 Februari 2018 kemarin yang sibuk tertawa terbahak-bahak setiap kali Dilan mengeluarkan jurus mautnya. Terutama empat wanita usia 30-an yang kompak memakai baju putih di row A pinggir kiri, yang jumpalitan dan saling menertawakan.
Ini jelas fenomena yang menarik, bagaimana penonton Indonesia masih tetap mau membayar tiket danmenonton hal-hal penuh gombal maut yang maha dahsyat. Gombalan-gombalan ini adalah hal yang sangat lumrah dan sering kita temui di kehidupan sehari-hari, mulai dari teman-teman kerja/kuliah sampai pasangan sendiri. Lalu apa yang membuat gombalan Dilan menjadi begitu spesial, bahkan hingga sukses menjadi media penghibur?
Mungkin karena konsistensinya dari awal hingga akhir film, yang muncul bertubi-tubi tanpa ampun hingga menjadi efek kejut tersendiri. Mungkin juga karena masing-masing penonton jadi merasa nostalgia pernah berjumpa dengan orang seperti Dilan. Mungkin juga karena teori kontras, di mana orang yang berperilaku nyentrik dan beda sendiri akan menonjol di antara yang lain, sehingga lebih menarik dan atraktif. Mungkin juga karena pembawaan dan penampilan Iqbaal yang memang menampilkan muka dan tatapan ngehek - terlepas apakah anda sudah mengenal dia sebelumnya di CJR atau belum.
Apapun itu alasannya, film Dilan 1990 adalah ramuan yang langka dan pas antara cheesy dengan hiburan yang sangat kocak. Meski memang beberapa perilaku Dilan yang impulsif dan penuh emosi tidak baik untuk ditampilkan karena bisa memicu adik-adik kita yang mudah meniru apa yang mereka lihat. Saya benci untuk mengakuinya, bahwa Dilan 1990 adalah film yang dibuat dengan sangat hati-hati dan penuh hati untuk menghasilkan kisah yang dekat dengan hati.
Sampai jumpa di Dilan 1991.
Indonesia | 2018 | Romance | 110 mins | Scope Aspect Ratio 2.30 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 11 Februari 2018 -
----------------------------------------------------------
Di bangku SMA kota Bandung tahun 1990, Milea didekati seorang laki-laki nyeleneh yang penuh gombal. Dilan, yang ternyata adalah seorang panglima tempur yang memimpin geng sekolah untuk tawuran, terus menerus mendekati Milea. Kata-kata gombal dan hadiah serta kejutan yang sangat unik akhirnya membuat Milea jatuh hati. Namun karakter Dilan yang penuh emosi dan sering memicu perkelahian harus membuat Milea bekerja keras menanganinya.
Butuh waktu dua minggu bagi gue untuk akhirnya memutuskan menonton film ini di bioskop. Coba, siapa yang langsung tertawa geli campur jijik menonton trailernya yang penuh gombal? Jujur saja, gue adalah salah satu yang ogah untuk menonton satu lagi film cheesy dan menye-menye. Tetapi, angka lima juta penonton (sampai tulisan ini ditulis) mendorong gue. Sebagus apa sih Dilan 1990 ini?
Ternyata, setiap gombalan Dilan ini hanyalah pintu masuk semata. Pintu masuk bagi penonton gengsian macam gue untuk akhirnya mau menonton. Selain itu, pintu masuk pula bagi penonton untuk akhirnya larut dalam kisah romansa nyeleneh dan (terlalu) manis antara Milea dan Dilan. Butuh waktu setengah film bagi gue untuk menyadari bahwa setiap gombalan Dilan yang super dahsyat itu bukanlah hal cheesy, melainkan sebagai bagian dari humor dan ranah komedi yang diam-diam diselipkan dalam film bernuansa romansa SMA ini. Setidaknya ini yang gue perhatian dari sebagian penonton Senayan City hari Minggu 11 Februari 2018 kemarin yang sibuk tertawa terbahak-bahak setiap kali Dilan mengeluarkan jurus mautnya. Terutama empat wanita usia 30-an yang kompak memakai baju putih di row A pinggir kiri, yang jumpalitan dan saling menertawakan.
Ini jelas fenomena yang menarik, bagaimana penonton Indonesia masih tetap mau membayar tiket danmenonton hal-hal penuh gombal maut yang maha dahsyat. Gombalan-gombalan ini adalah hal yang sangat lumrah dan sering kita temui di kehidupan sehari-hari, mulai dari teman-teman kerja/kuliah sampai pasangan sendiri. Lalu apa yang membuat gombalan Dilan menjadi begitu spesial, bahkan hingga sukses menjadi media penghibur?
Mungkin karena konsistensinya dari awal hingga akhir film, yang muncul bertubi-tubi tanpa ampun hingga menjadi efek kejut tersendiri. Mungkin juga karena masing-masing penonton jadi merasa nostalgia pernah berjumpa dengan orang seperti Dilan. Mungkin juga karena teori kontras, di mana orang yang berperilaku nyentrik dan beda sendiri akan menonjol di antara yang lain, sehingga lebih menarik dan atraktif. Mungkin juga karena pembawaan dan penampilan Iqbaal yang memang menampilkan muka dan tatapan ngehek - terlepas apakah anda sudah mengenal dia sebelumnya di CJR atau belum.
Apapun itu alasannya, film Dilan 1990 adalah ramuan yang langka dan pas antara cheesy dengan hiburan yang sangat kocak. Meski memang beberapa perilaku Dilan yang impulsif dan penuh emosi tidak baik untuk ditampilkan karena bisa memicu adik-adik kita yang mudah meniru apa yang mereka lihat. Saya benci untuk mengakuinya, bahwa Dilan 1990 adalah film yang dibuat dengan sangat hati-hati dan penuh hati untuk menghasilkan kisah yang dekat dengan hati.
Sampai jumpa di Dilan 1991.
Indonesia | 2018 | Romance | 110 mins | Scope Aspect Ratio 2.30 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 11 Februari 2018 -
Rating Sobekan Tiket Bioskop:
----------------------------------------------------------
- review film dilan 1990
- review dilan 1990
- dilan 1990 movie review
- dilan 1990 film review
- resensi film dilan 1990
- resensi dilan 1990
- ulasan dilan 1990
- ulasan film dilan 1990
- sinopsis film dilan 1990
- sinopsis dilan 1990
- cerita dilan 1990
- jalan cerita dilan 1990
Buakaka.. Bener banget bang.. Tadinya males banget ikut hype ama film ini. Tapi makin lama makin penasaran, akhirnya pas antrian udah mengurang ikutan nonton dah. Dan pastinya kehibur juga ama gombalan-gombalan si Dilan :-) :-)
BalasHapusNah kan. Ga heran lah ya kalo dia bisa tembus 6 juta penonton gara-gara orang-orang kaya kita ini.
Hapus