Kuasa Gelap - Review


Sebagai seorang Katolik, gue cukup bangga sekaligus penasaran dengan film Kuasa Gelap ini. Ini adalah film horor nasional pertama yang mengangkat eksorsisme dalam Gereja Katolik. Padahal horor kategori eksorsisme Katolik sudah tumbuh subur dan berkembang di Hollywood. Sebuah keputusan yang berani dari rumah produksi Paragon Pictures untuk mengangkat tema yang terbilang niche ini, karena artinya harus mengadu nasib di sisi komersil.

Diambil dari kisah nyata, gue cukup puas dengan Kuasa Gelap meski ada kekurangan di beberapa sisi. Pertama-tama, harus diapresiasi komitmen dari Paragon Pictures untuk seakurat mungkin dengan ritual eksorsisme Gereja Katolik. Gue cukup percaya melihat nama Romo Johanes Robini Marianto OP di barisan kredit sebagai konsultan eksorsisme. Beliau adalah romo yang terbiasa melakukan eksorsisme dari Keuskupan Agung Pontianak. Jadi doa eksorsisme yang ada dalam film ini, baik yang berbahasa Latin dan bahasa Indonesia, adalah akurat.


Kedua, gue suka bagaimana Kuasa Gelap bisa catch up dengan trend film eksorisme Katolik dari Hollywood. Dulu film-film eksorsisme selalu berfokus pada korban, sampai akhir-akhir ini trend bergeser ke fokus pada romo - biasanya romo yang punya keraguan akan iman. Nah Kuasa Gelap langsung mengikut trend ini dengan fokus pada karakter romo yang punya derita masa lalu, tentunya sekaligus membuka peluang sekuel. Ini jelas harus diapresiasi.

Tapi jikalau nanti akan ada Kuasa Gelap 2, tolong beberapa hal ini bisa diperbaiki. Tempo cerita yang jadi lamban di tengah film yang menjadikan plotnya lumayan repetitif. Di tengah film ini seakan-akan penonton lagi mengulang sepertiga awal film dengan tempo yang lebih lamban pula. Untung bisa dijawab dengan klimaks yang cukup oke. Lalu ada beberapa adegan yang berhasil bikin gue merinding, tapi kemudian harus terpotong oleh editing yang terlalu terburu-buru berpindah ke momen lain. Sayang sekali padahal saya pecinta film eksorsisme Katolik ini sudah satu detik lagi ikutan mengucap doa Santa Maria, tapi keburu dipotong dengan shot yang nggak berhubungan dan mematahkan tensi.


Kemudian, seumur hidup jadi Katolik gue nggak pernah ketemu dan melihat romo yang menaruh tangan kanannya di depan pinggang dan tangan kirinya di belakang pinggang. KAKU AMAT WOY. Paham sih mungkin ini keputusan kreatif biar karakter Jerome Kurnia lebih terlihat seperti romo. Tapi jadinya terlalu karikaturis dan sedikit berjarak dari realita. Oya terakhir, shot 360 di klimaks kebanyakan deh ya kaya film India jadinya.






- sobekan tiket bioskop tanggal 6 Oktober 2024 -
----------------------------------------------------------
review film kuasa gelap
review kuasa gelap
kuasa gelap movie review
kuasa gelap film review
resensi film kuasa gelap
resensi kuasa gelap
ulasan kuasa gelap
ulasan film kuasa gelap
sinopsis film kuasa gelap
sinopsis kuasa gelap
cerita kuasa gelap
jalan cerita kuasa gelap

Komentar