To Kill A Tiger - Netflix Review
Mungkin film dokumenter ini ada sebagai terapi anger management ya. Coba yang mau ngetes rasa marahnya, nonton ini deh. Lima belas menit pertama kalau nggak marah atau kesel atau gimana, berarti lo punya anger management yang bagus. Tapi ternyata nggak cuma 15 menit pertama aja, bahkan sampai akhir juga loh.
To Kill a Tiger adalah film dokumenter yang menggambarkan semua hal yang salah tentang patriarki, sumber daya manusia yang nggak berkualitas, dan sistem hukum yang berantakan. Sayangnya tiga hal ini nyata terjadi juga di Indonesia. Jadi meski berlatar di India, gue berani yakin bahwa kejadian yang ada dalam film dokumenter ini pasti bisa ditemukan juga di Indonesia.
Betapa susahnya mengawal proses kekerasan seksual di negara berkembang yang punya budaya patriarki, SDM nggak berkualitas akibat status sosial ekonomi, dan sistem hukum yang nggak bisa diandalkan. Siapa yang menyangka kalau melaporkan kasus kekerasan seksual ke ranah hukum ternyata bisa diintimidasi oleh warga desa? Sudah lapor ke pengadilan pun ternyata harus menyuap petugas administrasi dan lain sebagainya.
Meski akhirnya keadilan bisa ditegakkan di tangan hakim. Yang jadi penting adalah keputusan hukum itu nggak cuma bisa jadi preseden untuk kasus kekerasan seksual lainnya. Selain itu, yang lebih berpengaruh adalah kasus ini jadi inspirasi untuk para korban kekerasan seksual lainnya untuk berani menyuarakan dan melaporkan pada hukum yang berlaku.
- ditonton di Netflix -
----------------------------------------------------------
review film to kill a tiger
review to kill a tiger
to kill a tiger movie review
to kill a tiger film review
resensi film to kill a tiger
resensi to kill a tiger
ulasan to kill a tiger
ulasan film to kill a tiger
sinopsis film to kill a tiger
sinopsis to kill a tiger
cerita to kill a tiger
jalan cerita to kill a tiger
Komentar
Posting Komentar