Dilan 1991 - Review

"Tidak segemas film pertamanya, Dilan 1991 tetap menjadi salah satu film penting di tema cinta remaja SMA"

Dilan 1990 berhasil gue puji karena kepiawaiannya dalam meramu unsur gombalan-gombalan receh sebagai unsur komedi yang bikin ngakak (atau geli). Jadi nggak ada alasan untuk nggak nonton lanjutannya, Dilan 1991 yang konon (udah jadi rahasia publik) adalah momen Dilan dan Milea putus. Eits, bukan spoiler ya karena udah ada di bukunya hahaha.

Setelah resmi jadian di bulan Desember 1990, Dilan dan Milea menjalani hubungan pacaran mereka. Masing-masing orang tua Dilan dan Milea pun tampak merestui hubungan mereka. Tapi masa depan hubungan jelas ada di tangan masing-masing pelaku hubungan. Dilan yang masih saja terjebak dalam geng motornya, dan Milea yang mati-matian untuk melarang Dilan terlibat perkelahian besar lagi.


Bisa disimpulkan bahwa Dilan 1990 adalah momen pedekate yang penuh bunga dan semerbak parfum, sedangkan Dilan 1991 adalah momen realistis jadian yang penuh liku. Ceritanya sih realistis banget ya tanpa sugar coat di sana-sini, bahwa ada berantem dan konflik dalam hubungan. Tapi yang kita (baca: penonton) tunggu-tunggu kan gombalan-gombalan receh bin mautnya Dilan yak. Ini yang tampak sangat kurang dan nggak kena sama sekali - setidaknya nggak sekena Dilan 1990. Mungkin ini efek kita udah kenal dan terbiasa lebih dulu dengan gombalan Dilan, atau simply memang gombalannya emang nggak segitu ngegemesinnya (lagi).


Dari sini jelas gue lebih prefer 1990 ketimbang sekuelnya, yang membuat gue nemu kekurangan lainnya di 1991 ini. Sesederhana cerita yang dibawa nggak tau mau ke mana, alias nggak ada fokus atau tujuan tertentu. Kalau di 1990 kan jelas ya bahwa Dilan mau ngedapetin Milea. Tapi 1991 tujuan spesifiknya apa? Atau hanya mau menggambarkan naik turunnya hubungan pacaran dengan panglima geng motor? Belum lagi ada beberapa kisah sampingan yang rasanya kalau dihilangkan bisa nggak ngaruh apa-apa ke filmnya, seperti si guru Bahasa Indonesia yang naksir Milea.

Di samping berbagai kekurangannya, harus gue akui Dilan 1991 masih dibuat dengan hati dan keseriusan tingkat tinggi. Biasanya gue agak gimana gitu kalau nonton film layar lebar Indonesia bertemakan cinta remaja SMA, entah yang aktingnya nggak meyakinkan banget atau lagu soundtrack yang disetel kenceng banget, atau pilihan sinematografi yang posesif banget sama close up shot. Tapi baik di Dilan 1990 maupun Dilan 1991, semuanya rapi jali. Aktingnya sih rata bagusnya sampai ke karakter-karakter sampingan. Baik temen-temennya Dilan dan Milea, mereka semua tampil sangat meyakinkan. Alunan lagu soundtrack-nya pun rapi dan nggak berlebihan dalam mengiringi adegan. Shot-shotnya sih ciamik dan terbilang artistik.






Indonesia | 2018 | Romance | 121 menit | Scope Aspect Ratio 2.35 : 1

- sobekan tiket bioskop tanggal 2 Maret 2019 -

Rating Sobekan Tiket Bioskop:

----------------------------------------------------------
review film dilan 1991
review dilan 1991
dilan 1991 movie review
dilan 1991 film review
resensi film dilan 1991
resensi dilan 1991
ulasan dilan 1991
ulasan film dilan 1991
sinopsis film dilan 1991
sinopsis dilan 1991
cerita dilan 1991
jalan cerita dilan 1991

Komentar