Dragon Ball Super: Broly - Review
"Buat gue yang nggak ngikutin Dragon Ball sama sekali, ini adalah film yang enjoyable dan seru pol!"
Gue bukan fans Dragon Ball, yang nggak pernah baca komiknya maupun ngikutin serialnya sampai ke film layar lebarnya. Yang gue tahu ya cuma Goku, Bejita - yang ternyata ditulis Vegeta - dan jurus Kamehame lewat masa kecil gue yang bahagia bersama teman-teman gue. Satu-satunya film Dragon Ball versi film panjang yang gue tonton adalah Dragon Ball: The Magic Begins (1991) versi mandarin. Di mana lewat film itu gue jadi tahu soal 7 bola naga yang kalau dikumpulkan bisa manggil naga raksasa yang bisa mengabulkan permintaan. Nah luar biasanya dengan pengetahuan gue soal Dragon Ball yang sangat mendasar itu, gue bisa enjoy banget nonton Dragon Ball Super: Broly ini.
Setelah bumi kembali damai, muncul seorang Saiya baru dengan kekuatan yang melebihi siapapun. Goku dan Vegeta pun harus bertarung mati-matian melawan Broly, yang ternyata dimanfaatkan oleh ayahnya yang bekerja sama dengan Frieza.
DBS: Broly ini gue bilang sangat user-friendly ya buat penonton yang nggak familiar dengan mitologi Saiya dan lainnya seperti gue ini. Bukan hanya karena dijelasin sekilas tentang sejarah bangsa Saiya dan pasukan Frieza, tapi banyak juga selipan penjelasan remeh temeh tentang kacang ajaib dan ilmu Fusion yang dikuasai Goku. DBS: Broly jelas jadi perkenalan yang super bagi orang-orang yang nggak ngikutin Dragon Ball sama sekali.
Yang gue ingat waktu kecil pas nonton satu-dua serialnya adalah gimana para manusia super ini kalo berantem, ngobrolnya 15 menit dan berantemnya cuma 2 menit. Tapi bukan ini yang terjadi dalam DBS: Broly. Sumpah ya setengah film isinya berantem semua dengan visualisasi yang bener-bener ciamik. Apalagi nonton di bioskop dengan layar lebar dan sound system yang dhuar banget, jadi pengalaman sinematik yang nggak ada duanya.
Jalan ceritanya pun terbilang sangat ringan dan cenderung simpel. Siapapun bisa ngikutin, termasuk anak-anak. Gue aja yang nggak kenal siapa itu Frieza sebelumnya, tiba-tiba jadi super sebel kok. Artinya kan memang storytelling yang ada di film ini efektif dan efisien. Ditambah adegan berantemnya yang super, film ini jauh makin sempurna untuk dinikmati.
Japan | 2018 | Animation | 100 mins | Flat Aspect Ratio 1.85 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 20 Februari 2019 -
----------------------------------------------------------
review film dragon ball super broly
review dragon ball super broly
dragon ball super broly movie review
dragon ball super broly film review
resensi film dragon ball super broly
resensi dragon ball super broly
ulasan dragon ball super broly
ulasan film dragon ball super broly
sinopsis film dragon ball super broly
sinopsis dragon ball super broly
cerita dragon ball super broly
jalan cerita dragon ball super broly
Gue bukan fans Dragon Ball, yang nggak pernah baca komiknya maupun ngikutin serialnya sampai ke film layar lebarnya. Yang gue tahu ya cuma Goku, Bejita - yang ternyata ditulis Vegeta - dan jurus Kamehame lewat masa kecil gue yang bahagia bersama teman-teman gue. Satu-satunya film Dragon Ball versi film panjang yang gue tonton adalah Dragon Ball: The Magic Begins (1991) versi mandarin. Di mana lewat film itu gue jadi tahu soal 7 bola naga yang kalau dikumpulkan bisa manggil naga raksasa yang bisa mengabulkan permintaan. Nah luar biasanya dengan pengetahuan gue soal Dragon Ball yang sangat mendasar itu, gue bisa enjoy banget nonton Dragon Ball Super: Broly ini.
Setelah bumi kembali damai, muncul seorang Saiya baru dengan kekuatan yang melebihi siapapun. Goku dan Vegeta pun harus bertarung mati-matian melawan Broly, yang ternyata dimanfaatkan oleh ayahnya yang bekerja sama dengan Frieza.
DBS: Broly ini gue bilang sangat user-friendly ya buat penonton yang nggak familiar dengan mitologi Saiya dan lainnya seperti gue ini. Bukan hanya karena dijelasin sekilas tentang sejarah bangsa Saiya dan pasukan Frieza, tapi banyak juga selipan penjelasan remeh temeh tentang kacang ajaib dan ilmu Fusion yang dikuasai Goku. DBS: Broly jelas jadi perkenalan yang super bagi orang-orang yang nggak ngikutin Dragon Ball sama sekali.
Yang gue ingat waktu kecil pas nonton satu-dua serialnya adalah gimana para manusia super ini kalo berantem, ngobrolnya 15 menit dan berantemnya cuma 2 menit. Tapi bukan ini yang terjadi dalam DBS: Broly. Sumpah ya setengah film isinya berantem semua dengan visualisasi yang bener-bener ciamik. Apalagi nonton di bioskop dengan layar lebar dan sound system yang dhuar banget, jadi pengalaman sinematik yang nggak ada duanya.
Jalan ceritanya pun terbilang sangat ringan dan cenderung simpel. Siapapun bisa ngikutin, termasuk anak-anak. Gue aja yang nggak kenal siapa itu Frieza sebelumnya, tiba-tiba jadi super sebel kok. Artinya kan memang storytelling yang ada di film ini efektif dan efisien. Ditambah adegan berantemnya yang super, film ini jauh makin sempurna untuk dinikmati.
Japan | 2018 | Animation | 100 mins | Flat Aspect Ratio 1.85 : 1
- sobekan tiket bioskop tanggal 20 Februari 2019 -
Rating Sobekan Tiket Bioskop:
----------------------------------------------------------
review film dragon ball super broly
review dragon ball super broly
dragon ball super broly movie review
dragon ball super broly film review
resensi film dragon ball super broly
resensi dragon ball super broly
ulasan dragon ball super broly
ulasan film dragon ball super broly
sinopsis film dragon ball super broly
sinopsis dragon ball super broly
cerita dragon ball super broly
jalan cerita dragon ball super broly
Komentar
Posting Komentar