Susah Sinyal - Review

"Satu lagi film tentang perempuan di Indonesia tentang drama ibu dan anak, dibalut komedi yang sangat kocak dan menghibur"

Ellen adalah pengacara sukses sekaligus orang tua tunggal dari anak perempuan semata wayang; Kiara. Tumbuh besar tanpa ayah, ditinggal ibu yang sibuk bekerja, Kiara cenderung lebih dekat dengan neneknya. Namun semuanya berubah ketika sang nenek meninggal dunia, dan meninggalkan Kiara hanya berdua bersama ibunya. Hubungan yang tidak begitu erat membuat mereka berdua sulit beradaptasi dengan keadaan baru ini. Liburan ke Sumba di tempat terpencil tanpa sinyal yang stabil pun menjadi satu-satunya harapan untuk memperbaiki hubungan ibu dan anak perempuan yang nyaris retak.

Tiga tahun berturut-turut dengan rumah produksi Starvision, ini adalah film ketiga dari Ernest Prakasa yang lagi-lagi memiliki multi-peran; pemain, penulis naskah, sekaligus sutradara. Ngenest (2015) memang menjadi film debut Ernest yang menjawab potensi Ernest sebagai talenta di belakang layar. Cek Toko Sebelah (2016) bahkan membawa Ernest terbang lebih tinggi dalam karirnya, dengan hasil akhir 2,6 juta penonton. Maka dari itu, adalah hal yang logis untuk mengulangi formula yang sama dari Cek Toko Sebelah dalam film ketiganya; deretan pemain utama hingga cameo, komedi one-liner yang jauh dari tipikal stand-up comedy (meski dibawakan oleh komika), hingga kisah keluarga yang jarang mendapat sorotan.



Mencetak film komersial yang laris ditonton memang terbilang sulit, maka pondasi yang paling bisa dipegang bisa dibilang paralel dengan tim sepak bola; don't change the winning team. Maka tidak heran produser Chand Parwez mempertahankan nyaris 80% pemain dari Cek Toko Sebelah dalam Susah Sinyal. Mulai dari karakter utama seperti Adinia Wirasti, Gisella Anastasia, Ge Pamungkas, hingga Chew Kinwah, Arie Kriting, Abdur Asryad, dan Dodit Mulyanto. Menurut gue pribadi, penampilan para komika dan komedian ini cukup on-and-off dalam Cek Toko Sebelah. Namun dalam Susah Sinyal, mereka semua secara serempak tampil konyol dan sangat kocak. Entah apakah ini akibat hadirnya Arie Kriting sebagai "Konsultan Komedi" dalam film ini, tetapi setiap guyonan yang keluar selalu efektif memancing tawa. Bahkan sampai Dodit yang menurut gue di film-film dia sebelumnya cukup off dengan dialog-dialog yang dipaksakan lucu, tetapi dalam film ini dia jelas bersinar sangat terang.

Susah Sinyal juga rasanya belajar untuk bagaimana memisahkan formula komedi dalam stand-up comedy dengan film. Gue ingat awal-awal para rumah produksi berlomba-lomba menggunakan komika sebagai jangkar penarik massa, naskah film pun dibuat sedemikian rupa agar tidak menanggalkan ciri khas stand-up comedy yang penuh bit hingga punch line. Beberapa memang berhasil namun tidak jarang juga gagal dalam skematik film. Beruntungnya Susah Sinyal melepaskan itu semua dan hanya menyandarkan diri pada naskah film drama-komedi penuh lelucon yang memang khas film. Hasilnya, anda akan dibuat sibuk tertawa setiap 10 menit sekali!


Satu hal yang menarik adalah, Susah Sinyal tidak akan sekocak itu apabila anda tidak mengenal semua pemainnya. Lelucon dalam film ini sangat efektif karena karakterisasi dari setiap pemain. Kita telah mengenal sebelumnya siapa siapa yang berada di layar, dan ketika mereka diberikan karakterisasi yang menarik serta dialog yang nyeleneh, maka hal tersebut akan menjadi sangat kocak. Meski beberapa karakter ditampilkan stereotipe yang klise, seperti seorang artis yang sangat sombong dan terkesan kurang pintar. Tetapi kebanyakan karakter bisa tampil sangat kocak. Bisa bayangkan seorang Asri Welas melakukan capoeira? Nah, lelucon karakter ini yang berkerja sangat ampuh dalam film ini.

Untuk sisi cerita, entah mengapa gue malah merasa ini adalah film komedi dengan sisipan kisah hubungan antara ibu dengan anak perempuannya. Niatnya memang emas, mengangkat kisah yang jarang disorot selama ini di layar Indonesia. Namun sayangnya, berbagai drama yang ada tampak terpotong-potong antara satu alur dengan yang lain. Tidak ada gradasi kisah yang mulus, bahkan setidaknya mengapa satu karakter bisa berubah sikap 180' yang dalam film ini hanya diberikan jalan pintas semata. Tetapi diluar kekurangannya, Susah Sinyal tetap menjadi harta bagi film Indonesia dalam membahas drama keluarga yang spesifik pada kaum perempuan; ibu dan anak.




Rating Sobekan Tiket Bioskop:

- sobekan tiket bioskop tanggal 15 Desember 2017 -


----------------------------------------------------------
  • review film susah sinyal
  • review susah sinyal
  • susah sinyal movie review
  • susah sinyal film review
  • resensi film susah sinyal
  • resensi susah sinyal
  • ulasan susah sinyal
  • ulasan film susah sinyal
  • sinopsis film susah sinyal
  • sinopsis susah sinyal
  • cerita susah sinyal
  • jalan cerita susah sinyal

Komentar