Frankenweenie
"Kisah seorang anak kecil yang membangkitkan anjingnya yang telah mati ini diwujudkan dengan keajaiban teknik animasi stop-motion dengan karakter-karakter menyeramkan yang menjadi ciri khas Tim Burton"
Setelah Alice in Wonderland (2010), tampaknya Disney masih berminat untuk melanjutkan kerja sama dengan sutradara nyentrik Tim Burton. Dengan hasil yang dibawah ekspektasi lewat Alice, kali ini kerja sama mereka berdua kembali kepada konsep favorit dan ciri khas dari Tim Burton, stop-motion. Film yang dipilih pun adalah impian Tim Buton untuk membuat remake dari film pendek berdurasi 29 menit yang dirilis tahun 1982 berjudul sama, Frankenweenie.
Seorang anak yang mencintai pelajaran sains, Victor Frankenstein, harus bersedih hati ketika anjing kesayangannya, Sparky, harus mati ditabrak mobil. Dipenuhi oleh harapan naif dan bakat pengetahuan sains, Victor pun berniat untuk menghidupkan Sparky kembali. Kubur dibongkar, bangkai Sparky pun dijahit ulang. Kini Sparky yang telah bangkit dari kematian ternyata membawa deretan kejadian yang membawa bencana bagi Victor dan orang-orang disekitarnya.
Tim Burton memang ahlinya dalam mengkombinasikan hal kekanak-kanakan dengan hal yang berbau horor. Natal dan Halloween pernah dia campur aduk. Kali ini, cerita sederhana mengenai seorang anak yang menghidupkan kembali anjingnya yang telah mati pun mendapat gilirannya untuk diangkat ke layar lebar. Ide sederhana Tim Burton ini jelas sangat dekat dan familiar dengan harapan naif setiap anak di dunia. Ketika ada hewan peliharaan kesayangan yang mati, sungguh rasanya ingin sekali untuk membangkitkannya kembali agar mereka bisa tetap bermain bersama.
Disini Tim Burton tidak tanggung-tanggung, ide yang terdengar cukup horor ini sekalian dibungkus dengan suasana horor. Ciri khas setiap karakternya pun terlihat disini, wajah dan bentuk tubuh yang aneh dan horor. Lihat saja, ada beberapa boneka karakter entah dari The Nightmare Before Christmas (1993) dan Corpse Bride (2005) yang dipakai kembali dalam film ini. Plus semua itu dibungkus dengan warna hitam-putih yang membuat film ini menjadi lebih klasik. Kualitas stop-motionnya pun banyak berkembang semenjak Corpse Bride (2005). Dijamin, akan ada beberapa adegan yang membuat anda tidak percaya bahwa adegan tersebut "hanya" dibuat dari proses penggabungan banyak still photo menjadi satu frame.
Namun sayang, walaupun kembali digandeng oleh Disney dan mengembalikan kejayaan stop-motion, kali ini Tim Burton tidak menaruh konsep musikal dalam film terbarunya. Danny Elfman memang masih setiap menemani Tim Burton sebagai komposer dalam film ini, namun score yang terdengar cenderung hanya lewat saja di telinga. Selain itu, mungkin karena ide cerita yang terlalu kekanak-kanakan membuat film ini kurang "kena" untuk orang-orang dewasa; mulai dari leluconnya hingga jalan ceritanya.
Bagi anda yang begitu memuja setiap karakter stop-motion horor layaknya Jack Skeleton dan Victor Van Dort, jelas Frankenweenie akan menjadi nostalgia yang manis di tahun ini.
USA | 2012 | Animation / Family / Horror | 87 mins | Aspect Ratio 1.85 : 1
Rating?
7 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 25 Oktober 2012 -
Setelah Alice in Wonderland (2010), tampaknya Disney masih berminat untuk melanjutkan kerja sama dengan sutradara nyentrik Tim Burton. Dengan hasil yang dibawah ekspektasi lewat Alice, kali ini kerja sama mereka berdua kembali kepada konsep favorit dan ciri khas dari Tim Burton, stop-motion. Film yang dipilih pun adalah impian Tim Buton untuk membuat remake dari film pendek berdurasi 29 menit yang dirilis tahun 1982 berjudul sama, Frankenweenie.
Seorang anak yang mencintai pelajaran sains, Victor Frankenstein, harus bersedih hati ketika anjing kesayangannya, Sparky, harus mati ditabrak mobil. Dipenuhi oleh harapan naif dan bakat pengetahuan sains, Victor pun berniat untuk menghidupkan Sparky kembali. Kubur dibongkar, bangkai Sparky pun dijahit ulang. Kini Sparky yang telah bangkit dari kematian ternyata membawa deretan kejadian yang membawa bencana bagi Victor dan orang-orang disekitarnya.
Tim Burton memang ahlinya dalam mengkombinasikan hal kekanak-kanakan dengan hal yang berbau horor. Natal dan Halloween pernah dia campur aduk. Kali ini, cerita sederhana mengenai seorang anak yang menghidupkan kembali anjingnya yang telah mati pun mendapat gilirannya untuk diangkat ke layar lebar. Ide sederhana Tim Burton ini jelas sangat dekat dan familiar dengan harapan naif setiap anak di dunia. Ketika ada hewan peliharaan kesayangan yang mati, sungguh rasanya ingin sekali untuk membangkitkannya kembali agar mereka bisa tetap bermain bersama.
gambar diambil dari sini |
Namun sayang, walaupun kembali digandeng oleh Disney dan mengembalikan kejayaan stop-motion, kali ini Tim Burton tidak menaruh konsep musikal dalam film terbarunya. Danny Elfman memang masih setiap menemani Tim Burton sebagai komposer dalam film ini, namun score yang terdengar cenderung hanya lewat saja di telinga. Selain itu, mungkin karena ide cerita yang terlalu kekanak-kanakan membuat film ini kurang "kena" untuk orang-orang dewasa; mulai dari leluconnya hingga jalan ceritanya.
gambar diambil dari sini |
USA | 2012 | Animation / Family / Horror | 87 mins | Aspect Ratio 1.85 : 1
Rating?
7 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 25 Oktober 2012 -
Komentar
Posting Komentar