50/50
"Drama komedi yang sangat jujur dan dekat dengan kehidupan sehari-hari tentang seorang profesional muda yang berjuang melawan kanker, dengan dukungan kuat dari sahabat dan orang tuanya"
Terlalu lama menunggu film ini rilis di Indonesia, saya telah menontonnya terlebih dahulu di awal tahun lewat jaringan internet. Mungkin pihak 21 Cineplex sengaja menunggu film-film pamungkas dari Joseph Gordon-Levitt untuk rilis duluan, seperti Premium Rush dan Looper, baru merilis film drama yang kecenderungannya akan dihindari oleh pasar penonton bioskop di Indonesia. Kini, saya cukup senang dengan kemunculan film yang dinominasikan dalam kategori Best Motion Picture - Comedy or Musical dan Best Actor di Golden Globe 2011 ini di bioskop tanah air. Setidaknya agar publik Indonesia dapat menambah referensi tentang bagaimana pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat untuk orang yang terjangkit penyakit kanker, lewat film 50/50 ini.
Terinspirasi dari kisah nyata, Adam adalah seorang profesional muda yang bekerja di sebuah stasiun radio. Setelah beberapa lama mengeluh sakit punggung, dokter menjatuhkan vonis kanker tulang belakang pada dirinya. Dengan dukungan dari orang tua, sahabat, dan seorang psikiater muda, Adam belajar tentang apa dan siapa yang penting dalam hidupnya.
Ini adalah kisah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, mengenai keterisolasian individu di tengah masalah besar yang sedang mengguncangnya, serta dukungan tanpa henti dari orang-orang terdekat di sekitarnya. Pilihan konflik yang diambil pun adalah sebuah penyakit mematikan yang populer di negara-negara Barat; kanker. Dialami sendiri dan ditulis oleh Will Reiser, pengalaman hidup dan naskah ini berubah menjadi sebuah film yang inspiratif dan memberikan banyak referensi bagi mereka dan significant-others yang sedang menghadapi kanker. Diselingi dengan komedi, naik-turunnya film ini pun menjadi enak untuk dinikmati selama durasi 100 menit.
Walaupun saya bukan penggemar beratnya, harus saya akui film ini diselamatkan oleh Seth Rogen dan lelucon-leluconnya. Komedi memang berpengaruh sangat signifikan pada film drama yang tergolong cukup depresif ini. Kenapa Seth Rogen, simply karena dialah yang menemani dan mendukung Will Reiser dalam menghadapi kankernya hingga sembuh. Entah seakurat apa kisah nyatanya, tapi dengar-dengar setiap lelucon yang ada dalam film ini memang kurang lebih sama dengan apa yang dialami oleh Seth dan Will. Hasilnya, sebagian besar penonton memang tertawa geli melihat perilaku dan celetukan-celetukan irasional dari karakter Kyle yang bekerja satu tempat dengan Adam.
Di film ini, Gordon-Levitt benar-benar menunjukkan penampilan terbaiknya. Aktingnya sebagai Adam yang terisolasi dari kehidupan sosial karena kankernya cukup kuat dan meyakinkan. Menurut saya, adegan terbaiknya adalah di saat klimaks ketika Adam mengalami ledakan emosional yang sangat wajar dari sisi psikologis. Cerdasnya, adegan tersebut diimbangi oleh tingkah laku kocak yang konsisten dari Kyle.
Film ini mungkin adalah salah satu film dengan unsur bromance yang paling ngawur kombinasinya. Simak saja bagaimana Kyle yang memanfaatkan penyakit kanker yang diderita Adam untuk mendapatkan wanita di klub malam untuk kemudian menidurinya. Tidak hanya itu, Kyle juga konsisten menyemangati Adam untuk melupakan pacar yang baru saja diputuskannya dengan berkencan dan, of course, having sex dengan wanita lain. Apalagi, menurut Kyle, Adam memiliki satu nilai jual yang sangat tinggi sebagai daya tarik bagi wanita; kepala botak karena kemoterapi dan penyakit kanker. Yeah!
Akhir kata, film ini adalah kisah drama kehidupan yang berpusat dari Adam dan bagaimana cara dia dalam memandang dunia. Ketika sebuah penyakit mematikan datang dan memberikan harapan hidup hingga setengahnya, ditambah dengan kesetiaan yang teruji dalam hubungan romansanya, masih ada orang-orang terdekatnya yang peduli dengan keadaan dirinya. Siapa yang sangka, bahwa dengan penyakit kanker tulang belakang tersebut yang memunculkan rekonsiliasi terhadap hubungan Adam dengan ibunya, cara pandang dirinya terhadap Kyle, serta mata yang terbuka terhadap hubungan romantis yang terjadi di depan mata.
USA | 2011 | Drama / Comedy | 100 min | Aspect Ratio 1.85 : 1
Nominated for Best Motion Picture - Comedy or Musical, Best Performance by an Actor in a Motion Picture - Comedy or Musical (Joseph Gordon-Levitt), Golden Globe, 2011.
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 10 November 2012 -
Terlalu lama menunggu film ini rilis di Indonesia, saya telah menontonnya terlebih dahulu di awal tahun lewat jaringan internet. Mungkin pihak 21 Cineplex sengaja menunggu film-film pamungkas dari Joseph Gordon-Levitt untuk rilis duluan, seperti Premium Rush dan Looper, baru merilis film drama yang kecenderungannya akan dihindari oleh pasar penonton bioskop di Indonesia. Kini, saya cukup senang dengan kemunculan film yang dinominasikan dalam kategori Best Motion Picture - Comedy or Musical dan Best Actor di Golden Globe 2011 ini di bioskop tanah air. Setidaknya agar publik Indonesia dapat menambah referensi tentang bagaimana pentingnya dukungan dari orang-orang terdekat untuk orang yang terjangkit penyakit kanker, lewat film 50/50 ini.
Terinspirasi dari kisah nyata, Adam adalah seorang profesional muda yang bekerja di sebuah stasiun radio. Setelah beberapa lama mengeluh sakit punggung, dokter menjatuhkan vonis kanker tulang belakang pada dirinya. Dengan dukungan dari orang tua, sahabat, dan seorang psikiater muda, Adam belajar tentang apa dan siapa yang penting dalam hidupnya.
Ini adalah kisah yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, mengenai keterisolasian individu di tengah masalah besar yang sedang mengguncangnya, serta dukungan tanpa henti dari orang-orang terdekat di sekitarnya. Pilihan konflik yang diambil pun adalah sebuah penyakit mematikan yang populer di negara-negara Barat; kanker. Dialami sendiri dan ditulis oleh Will Reiser, pengalaman hidup dan naskah ini berubah menjadi sebuah film yang inspiratif dan memberikan banyak referensi bagi mereka dan significant-others yang sedang menghadapi kanker. Diselingi dengan komedi, naik-turunnya film ini pun menjadi enak untuk dinikmati selama durasi 100 menit.
gambar diambil dari sini |
Di film ini, Gordon-Levitt benar-benar menunjukkan penampilan terbaiknya. Aktingnya sebagai Adam yang terisolasi dari kehidupan sosial karena kankernya cukup kuat dan meyakinkan. Menurut saya, adegan terbaiknya adalah di saat klimaks ketika Adam mengalami ledakan emosional yang sangat wajar dari sisi psikologis. Cerdasnya, adegan tersebut diimbangi oleh tingkah laku kocak yang konsisten dari Kyle.
gambar diambil dari sini |
Akhir kata, film ini adalah kisah drama kehidupan yang berpusat dari Adam dan bagaimana cara dia dalam memandang dunia. Ketika sebuah penyakit mematikan datang dan memberikan harapan hidup hingga setengahnya, ditambah dengan kesetiaan yang teruji dalam hubungan romansanya, masih ada orang-orang terdekatnya yang peduli dengan keadaan dirinya. Siapa yang sangka, bahwa dengan penyakit kanker tulang belakang tersebut yang memunculkan rekonsiliasi terhadap hubungan Adam dengan ibunya, cara pandang dirinya terhadap Kyle, serta mata yang terbuka terhadap hubungan romantis yang terjadi di depan mata.
USA | 2011 | Drama / Comedy | 100 min | Aspect Ratio 1.85 : 1
Nominated for Best Motion Picture - Comedy or Musical, Best Performance by an Actor in a Motion Picture - Comedy or Musical (Joseph Gordon-Levitt), Golden Globe, 2011.
Rating?
8 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 10 November 2012 -
Komentar
Posting Komentar