Surrogates

sobekan tiket bioskop tertanggal 1 Oktober 2009 adalah Surrogates, sebuah film terbaru yang dibintangi oleh Bruce Willis, salah satu aktor favorit gue. yah rasanya sayang aja kalau melewati film yang dibintangi oleh beliau, walaupun pertama kali melihat trailernya, gue rada kurang tertarik. tapi lantaran terakhir kali gue nonton di bioskop tanggal 1 September 2009 (The Hangover), rasanya film ini cocok untuk mengobati kegelisahan gue untuk kembali ke bioskop.

Agen FBI (Bruce Willis dan Radha Mitchell) menyelidiki pembunuhan misterius seorang mahasiswa. Penyelidikan ini kemudian terkait dengan orang yang membantu membuat sebuah teknologi bernama "Fenomena Perwakilan" yang memungkinkan orang untuk membeli sebuah robot untuk mewakili hidupnya menjalani kehidupan yang diinginkan, dan mengontrolnya dengan aman dari rumah. Sang pembunuh mengajukan pertanyaan: Di Dunia topeng, siapa yang nyata dan siapa yang dapat Anda percaya?

menurut gue, film ini adalah sebuah film action yang engga biasa. banyak banget meaning yang bisa diambil dari plot ceritanya. gue suka banget dengan ide cerita dimana di masa depan, manusia hanya berdiam diri di rumah dan mengontrol robot pengganti untuk bekerja dan berkegiatan di luar rumah, untuk menekan tingkat kecelakaan dan kriminalitas, yang ternyata robot pengganti bisa menurunkan tingkat kriminalitas sampai 99%. tapi justru robot pengganti inilah yang menurunkan nilai-nilai kemanusiaan. kalau ditarik ke kehidupan sekarang ini, gue berpikir bahwa mungkin saja plot cerita di film ini secara sarkastis menyindir kehidupan manusia dewasa ini. orang-orang yang berlomba-lomba merawat diri, operasi plastik, membuat penampilan dirinya semakin menarik dan terkadang sampai "membohongi" diri sendiri akan keadaan diri yang sebenarnya, semakin individualistis dan tidak peduli dengan orang sekitar, seperti ketika berjalan di trotoar dan tidak menghiraukan orang yang berjalan berlawanan arah yang menyenggol mereka, adalah mirip (atau bahkan sama) dengan para robot pengganti dalam film ini...

salah dua adegan action yang gue suka pada film ini adalah ketika di awal film, robot pengganti Tom Greer (Bruce Willis) mengejar buronan yang adalah seorang manusia. betapa tidak berdayanya si buronan ini karena si robot pengganti ini mampu berlompat-lompat dan tahan banting layaknya pahlawan super. tetapi kemudian di tiga perempat film, Tom Greer dengan tubuh aslinya harus banting tulang menghindari kejaran dari robot pengganti yang ingin membunuhnya. ironis dan menguatkan pepatah "hidup itu layaknya roda".

gue suka banget dengan ide adegan klimaks dimana Tom Greer ditempa dilema untuk menekan tombol dimana ada pilihan untuk menyelamatkan semua robot pengganti dari kerusakan permanen atau tidak sama sekali. sebuah dilema besar bagi karakter Tom Greer dimana dari awal film diceritakan bahwa bagaimana dia sangat ingin bertemu dengan istri aslinya tanpa robot pengganti istrinya tetapi sang istri sudah terlalu nyaman dengan robot penggantinya dan terlalu takut untuk mengakui dirinya yang sudah "tidak cantik lagi" (hal ini diperkuat dengan bagaimana si robot penggantinya bekerja di salon kecantikan, untuk mempercantik orang lain dan diri sendiri). Tom Greer yang juga cukup menentang kehadiran robot pengganti dan merindukan manusia asli yang berjalan di jalanan, ditempa dilema besar untuk menyelamatkan semua robot pengganti atau tidak. melihat dan merasakan dilema seperti ini, seperti membagi penonton menjadi dua pihak, setuju untuk mempertahankan semua robot pengganti dan setuju untuk memusnahkan semua robot pengganti. melihat dilema besar seperti ini, gue jadi ingat akan ending film Watchmen.
well, ide cerita dimana manusia terlalu sibuk akan dirinya sendiri dapat ditemui juga dalam film Wall-E. tapi gue cukup suka dengan ide cerita Surrogates yang lebih sarkastis dalam menyampaikan hal tersebut. so film ini cukup worth it untuk mengingatkan kita akan sisi kemanusiaan kita.

rating?
8,5 of 10

Komentar