The Studio - Series Review

Sinopsis

The Studio adalah serial komedi-drama Apple TV+ yang mengangkat kisah di balik layar industri perfilman Hollywood—mulai dari tahap pitching ide, pengembangan naskah, proses produksi, hingga film akhirnya tayang di bioskop. Dengan sudut pandang seorang eksekutif studio yang berjiwa idealis namun terjebak tuntutan profit, The Studio menyajikan potret satir tentang tarik-menarik antara film sebagai karya seni dan film sebagai produk bisnis. Dipenuhi cameo sineas dan aktor ternama Hollywood, serial ini menjadi tontonan wajib bagi para pencinta dunia film.

Ulasan

Gue bisa bilang tanpa ragu: The Studio ini pecah banget. Ini tipe tontonan yang kalau lo sinefil, rasanya seperti dikasih hadiah spesial. Lucu, tegang, sekaligus membuka mata. Bahkan dari awal saja sudah terasa bahwa ini bukan sekadar komedi industri kreatif yang ringan, tapi juga komentar yang tajam tentang bagaimana Hollywood sebenarnya bekerja.

Salah satu momen yang paling bikin gue ikut deg-degan adalah ketika karakter utamanya harus berbohong langsung ke legenda hidup seperti Martin Scorsese. Sebagai penonton, rasanya ikut sesak napas. Bukan cuma karena situasinya canggung, tapi karena kita tahu betul betapa “sakralnya” nama itu di dunia film. Ketika seorang eksekutif studio harus memanipulasi narasi di depan sutradara sekelas Scorsese, di situlah keliatan betapa kejam dan absurdnya mesin industri ini bekerja.

Secara garis besar, The Studio benar-benar mengajak kita melihat proses pembuatan film dari hulu ke hilir. Dari tahap pitching premis yang penuh basa-basi dan kepentingan, tarik-ulur draf naskah, drama di lokasi syuting, sampai akhirnya film itu dilempar ke publik lewat bioskop. Buat yang tidak pernah terlibat langsung di dunia film, serial ini bisa jadi semacam “kelas cepat” tentang betapa panjang, ribet, dan politisnya perjalanan sebuah film sebelum akhirnya bisa kita tonton dengan santai di layar.

Yang paling menarik menurut gue adalah bagaimana serial ini dengan jujur memperlihatkan betapa sulitnya mencari keseimbangan antara film sebagai karya seni dan film sebagai komoditas bisnis. Karakter utama digambarkan sebagai sosok yang masih punya idealisme tentang kualitas dan nilai artistik. Tapi pada saat yang sama, ia juga harus berhadapan dengan target profit, revenue, investor, dan tekanan pasar. Di titik inilah konflik paling kocak sekaligus paling menyakitkan muncul. Ia ingin membuat film yang “bermartabat”, tapi sistem terus mendorongnya untuk berpikir dalam bahasa angka.

Konflik batin semacam ini terasa sangat relevan, bukan cuma untuk dunia film, tapi juga untuk hampir semua industri kreatif hari ini. Selalu ada benturan antara idealisme dan kebutuhan untuk bertahan hidup. Dan The Studio berhasil mengemas benturan itu dalam situasi-situasi yang absurd, satir, dan sering kali bikin ketawa getir.

Nilai plus lain yang bikin serial ini makin nikmat adalah banyaknya cameo dari sutradara, penulis naskah, dan pemain film Hollywood yang muncul sebagai versi “diri mereka sendiri” atau versi fiksi yang sangat dekat dengan realitas. Bagi sinefil, ini seperti permainan tebak-tebakan yang menyenangkan sekaligus menggoda: “Ini sindiran buat siapa lagi, ya?” Setiap episode terasa seperti mengintip gosip industri dari balik tirai yang biasanya tertutup rapat.

Sebagai pecinta film, nonton The Studio itu rasanya bahagia banget. Serasa dikasih akses langka untuk mengintip bagaimana dapur Hollywood sebenarnya bekerja—dan betapa toxic, rumit, manipulatif, tapi juga tetap penuh gairah di dalamnya hahaha. Kita jadi sadar bahwa film-film keren yang kita nikmati di bioskop sering lahir dari proses yang jauh dari kata romantis.




Kesimpulan

Pada akhirnya, The Studio bukan cuma tontonan lucu tentang dunia perfilman, tapi juga cermin yang jujur, kadang kejam, tentang industri kreatif yang dikendalikan oleh ego, uang, dan mimpi dalam satu paket yang tidak pernah rapi. Wajib tonton buat semua yang merasa dirinya sinefil, atau siapa pun yang penasaran bagaimana film benar-benar “dibuat” sebelum sampai ke layar.

Skor Sobekan Tiket Bioskop: 5/5
Cocok untuk: pecinta komedinya (Seth Rogen) dan penyuka kisah di balik layar di Hollywood





- ditonton di Apple TV -

Komentar