Hostage - Series Review
Sinopsis
Hostage adalah limited series thriller politik Netflix berdurasi 5 episode yang mengisahkan penculikan suami Perdana Menteri Inggris sebagai alat tekanan politik berskala internasional. Sang penculik menuntut sang perdana menteri untuk mundur dari jabatannya demi menyelamatkan nyawa orang yang ia cintai. Dengan tensi tinggi, intrik politik lintas negara, serta permainan kekuasaan di balik layar pemerintahan, Hostage menghadirkan cerita yang intens, relevan, dan terasa sangat dekat dengan realitas politik dunia modern. Bagi penonton yang menyukai political thriller seperti The Diplomat, serial ini hampir pasti akan langsung klik.
Ulasan
Limited series Hostage ini menurut gue oke banget. Cuma 5 episode, tapi gaspol dari awal sampai akhir. Nggak pakai pemanasan bertele-tele, langsung dilempar ke konflik utama, dan sejak itu nyaris nggak dikasih napas. Ketegangan terus dijaga, rasa penasaran ditumpuk tiap episode, bikin susah berhenti nonton di tengah jalan.
Premisnya sebenarnya sederhana tapi kejam secara moral: suami perdana menteri diculik, dan tebusannya bukan uang, tapi kekuasaan. Mundur dari jabatan, atau nyawa orang yang dicintai melayang. Di titik ini saja dilema etiknya sudah gila-gilaan. Ini bukan soal karier, tapi soal hidup dan mati, sekaligus nasib satu negara. Dan yang bikin makin menegangkan, keputusan politik yang diambil satu orang bisa berdampak ke jutaan orang lain.
Salah satu hal yang bikin gue makin semangat nonton adalah kehadiran Julie Delpy sebagai Presiden Prancis. Dan ini bukan cameo doang—porsinya besar dan signifikan dalam dinamika politik cerita. Ngeliat Delpy di peran politik yang dingin, strategis, dan penuh tekanan itu rasanya fresh banget. Interaksi antar kepala negara di sini bukan sekadar basa-basi diplomatik, tapi penuh kalkulasi, ancaman halus, dan perang saraf.
Yang bikin Hostage terasa semakin menyeramkan adalah kenyataan bahwa cerita seperti ini terasa sangat mungkin terjadi. Ini bukan fiksi yang terlalu jauh atau terlalu bombastis. Justru sebaliknya, skenarionya sangat dekat dengan keseharian dunia politik global. Bisa terjadi di negara mana pun—bahkan, kalau jujur, juga sangat mungkin terjadi di Indonesia. Dan kesadaran itulah yang bikin gue merinding saat nonton. Rasanya bukan seperti melihat hiburan, tapi seperti mengintip kemungkinan terburuk dari dunia nyata.
Gue sengaja nggak mau banyak membocorkan detail plot karena kekuatan utama serial ini memang ada di unsur kejutannya. Tapi yang jelas, hampir di setiap episode selalu ada pergerakan cerita yang signifikan. Tidak ada episode yang terasa “transisi doang”. Selalu ada keputusan penting, pengkhianatan kecil, atau perubahan arah yang bikin gregetan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, Hostage berhasil jadi tontonan thriller politik yang ringkas tapi nendang. Tidak bertele-tele, tidak sibuk membangun mitologi yang terlalu rumit, dan langsung menghajar ke inti konflik. Ini tipe series yang tahu persis kapan harus menekan gas dan kapan harus memberi jeda kecil sebelum kembali menyiksa penontonnya dengan ketegangan.
Buat gue pribadi, Hostage adalah contoh serial pendek yang sangat efektif: pacing kencang, tensi tinggi, dan rasa penasaran yang terus dijaga sampai episode terakhir. Tidak sempurna, tapi sangat solid sebagai hiburan politik yang bikin deg-degan. Cocok buat yang pengen binge-watch cepat tapi intens.
Skor Sobekan Tiket Bioskop: 4/5
Cocok untuk: pecinta kisah political thriller
- ditonton di Netflix -

Komentar
Posting Komentar