Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

The Wild Robot - Review

Gambar
Sudah hilang di ingatan kapan terakhir kali gue bisa sebahagia ini nonton film animasi. Sepanjang film bisa senyum-senyum sendiri, tertawa di banyak adegan, dan meneteskan air mata! Lengkap sudah segala rupa emosi bisa dipancing lewat film animasi yang benar-benar bisa dinikmati semua umur ini. Visualnya sendiri sudah luar biasa indah, benar-benar definisi every frame is a painting . Komposisi gambar dan warnanya benar-benar diperhitungkan dengan baik, sehingga memanjakan mata dengan maksimal. Scoring yang ada juga sangat mendukung emosi setiap adegan, jadi melengkapi visual yang sudah indah. Untuk teknik animasinya sendiri mengikuti trend yang sudah digagas oleh Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) enam tahun lalu ya. Kisahnya sih yang jelas jadi jualan utama film ini. Kisah robot yang hidup di tengah hutan saja sudah jadi ide yang sangat segar dan baru. Siapa yang sangka kisah robot yang menemani anak bebek belajar terbang bisa memancing air mata. Jelas kisah ini adalah alegori

Kuasa Gelap - Review

Gambar
Sebagai seorang Katolik, gue cukup bangga sekaligus penasaran dengan film Kuasa Gelap ini. Ini adalah film horor nasional pertama yang mengangkat eksorsisme dalam Gereja Katolik. Padahal horor kategori eksorsisme Katolik sudah tumbuh subur dan berkembang di Hollywood. Sebuah keputusan yang berani dari rumah produksi Paragon Pictures untuk mengangkat tema yang terbilang niche ini, karena artinya harus mengadu nasib di sisi komersil. Diambil dari kisah nyata, gue cukup puas dengan Kuasa Gelap meski ada kekurangan di beberapa sisi. Pertama-tama, harus diapresiasi komitmen dari Paragon Pictures untuk seakurat mungkin dengan ritual eksorsisme Gereja Katolik. Gue cukup percaya melihat nama Romo Johanes Robini Marianto OP di barisan kredit sebagai konsultan eksorsisme. Beliau adalah romo yang terbiasa melakukan eksorsisme dari Keuskupan Agung Pontianak. Jadi doa eksorsisme yang ada dalam film ini, baik yang berbahasa Latin dan bahasa Indonesia, adalah akurat. Kedua, gue suka bagaimana Kuasa G

Joker: Folie a Deux - Review

Gambar
Gue itu sangat suka dengan film-film bergenre musikal. Film Joker (2019) pun gue puja-puji setinggi langit karena baru kali ini ada film adaptasi komik yang fokus pada psikologis karakter antagonis. Nah sekuel dari film Joker yang bergenre musikal ini seharusnya di atas kertas akan gue sukai. Jelas karena kombinasi musikal sebagai genre favorit gue dan sekuel dari salah satu film terbaik di tahun 2019. Tapi ternyata tidak, saudara-saudara. Menurut gue, Joker: Folie a Deux adalah eksperimen yang gagal total. Sutradara dan penulis naskah Todd Phillips sudah berhasil di eksperimen yang pertama, menjadikan film Joker (2019) sebagai film studi karakter dari tokoh antagonis yang ikonik. Tampaknya tidak puas dengan itu, sekuelnya pun dibuat eksperimen lebih jauh lagi; ditambah banyak adegan menyanyi dan menari. Di atas kertas, ide ini memang segar karena belum pernah ada sebelumnya yang menggabungkan genre crime dan musical . Tapi terima kasih kepada Joker: Folie a Deux, kita sekarang tahu ke