Happy Old Year - Review
Membuang barang yang udah nggak terpakai atau nggak "spark joy" emang gampang. Tapi apakah prinsip itu bisa berlaku buat manusia? Membuang orang yang udah nggak ngasih kebahagiaan, mulai dari anggota keluarga sampai mantan? Premis ini yang mau dieksplorasi oleh GDH di film Happy Old Year yang telat setahun rilis karena pandemi ini.
GDH memang selalu nggak main-main kalau mainin tema drama atau keluarga, selalu dalem! Sebelum nonton gue udah tahu kalau Happy Old Year akan sedalem itu, tapi pas nonton tetap nggak nyangka bisa sedalam itu. Gue sebagai penganut gerakan minimalism aja sampai tertampar-tampar dengan jalan cerita yang ada. Setan emang.
Jujur selama ini gue berpikir bahwa kalau pernah berhubungan dengan orang lalu nggak lagi, apa perlu jalin kontak dengan orang tersebut. Toh udah gak "spark joy". Happy Old Year nggak ngasih jawaban sama sekali untuk itu sih. Tapi cuma ngasih gambaran aja kaya gini jadinya kalo kontak lagi, dan kaya gini jadinya kalo ga kontak lagi. Bangsatnya, penggambarannya bikin pahit di mulut meski realistis dan logis.
Sampai detik ini gue nulis sih masih bingung jadi sebenernya harus kontak lagi sama mantan atau nggak sih? Setelah gue renungkan semalaman, kayaknya memang tergantung situasi dan kondisi yang ada. Apakah sudah ada closure yang baik atau belum. Apa yang digambarkan dalam film ini sih menurut gue sangat logis ya, ketika lo kontak lagi dengan mantan untuk minta maaf dan berhubungan baik bisa jadi nggak berakhir seperti yang lo inginkan. Jadi ya hmmm.
- sobekan tiket bioskop tanggal 22 Januari 2021 -
----------------------------------------------------------
review film happy old year
review happy old year
happy old year movie review
happy old year film review
resensi film happy old year
resensi happy old year
ulasan happy old year
ulasan film happy old year
sinopsis film happy old year
sinopsis happy old year
cerita happy old year
jalan cerita happy old year
Komentar
Posting Komentar