The Counselor
"Film drama kriminal tentang pengacara yang terlibat perdagangan narkoba yang gagal ini memiliki gaya bercerita yang lemah, namun diselamatkan oleh deretan pemeran dan apiknya tangan Ridley Scott"
Seorang pengacara, yang selalu dipanggil dengan "Counselor" sepanjang film, adalah seorang pengacara sukses yang kaya raya dan diberkahi dengan pacar yang cantik. Namun keserakahan membuat Counselor ingin terlibat dalam perdagangan obat-obatan terlarang. Melalui temannya yang seorang gembong narkoba, Reiner, dan pacarnya yang misterius, Counselor pun menaruh tangannya pada dunia hitam. Meski selalu diberi peringatan, termasuk oleh Westray si perantara, Counselor pun aktif dalam transaksi pertamanya. Namun semua rencana sempurna tidak berjalan dengan baik. Pengiriman barang senilai $20 juta hilang, yang lalu menyeret hidup Counselor dan tunangannya dalam bahaya di tengah-tengah kartel narkoba yang meminta pertanggungjawaban.
Jelas nama-nama besar yang ada dalam film ini yang menjadikan film ini begitu menggoda untuk ditonton. Mulai dari deretan pemain; Michael Fassbenser, Penelope Cruz, Javier Bardem, Brad Pitt, hingga Cameron Diaz, hingga sutradara Ridley Scott dan penulis naskah Cormac McCarthy (No Country for Old Man, The Road). Dengan berbagai nama besar di balik dan di depan layar, film ini memang menyuguhkan tontonan yang menarik. Kisah drama kriminal yang shit happens tersaji menarik. Penampilan para aktor-aktris ini juga baik. Namun sayang gaya bercerita dalam film ini terkesan sangat menyeret-nyeret, bahkan konflik utamanya baru terjadi 60 menit sejak lampu bioskop dimatikan.
Perkenalan pertama gue dengan Cormac McCarthy adalah lewat No Country for Old Man (2007) arahan The Coen Brothers, yang diadaptasi dari novel berjudul sama. Setelah tiga novelnya diadaptasi dalam bentuk film layar lebar, penulis novel pemenang Pullitzer ini pun cukup percaya diri untuk menulis naskah film panjang pertamanya; The Counselor. Sayangnya, The Counselor menderita gaya bercerita yang cukup payah dalam ukuran media audio visual. Cerita dalam film berkembang tanpa arah dan tanpa fokus pada garis besar cerita.
Karakter-karakter yang ada pun seakan hanya menjalani perannya tanpa ada motivasi dan tujuan yang jelas. Padahal karakter Malkina yang diperankan oleh Cameron Diaz memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan lebih jauh. Namun sayang, karakter Malkina dibiarkan berkelana tanpa motivasi dan tujuan yang jelas. Interaksi antar karakter pun dibuat absurd. Hasilnya, jalan cerita menjadi seakan dipaksakan dan dibiarkan begitu saja, yang membuat penonton mengimajinasikan jalan cerita menurut diri mereka sendiri.
Beruntung naskah McCarthy dengan segala kekurangannya ini berada di tangan Ridley Scott yang mampu mengolah setiap gambar dan adegan dengan sangat baik. Arahan Scott yang terus memancing rasa penasaran praktis mampu membuat gue tetap duduk tenang selasa 117 menit. Penampilan Fassbender, Bardem, Cruz, dan Diaz pun tetap dalam kondisi prima. Setiap untaian dialog dari McCarthy yang memang pada dasarnya indah, diucapkan dengan baik dan menambah kesan artistik dalam film ini.
Secara keseluruhan, The Counselor sangat lemah di segi naskah terutama gaya berceritanya. Beruntung, The Counselor diselamatkan oleh nama-nama besar yang membuat film ini menjadi menarik untuk ditonton.
Scene During Credits? TIDAK
Scene After Credits? TIDAK
Rating?
6 dari 10
- sobekan tiket bioskop tanggal 6 Desember 2013 -
Komentar
Posting Komentar