Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides
Sobekan tiket bioskop tertanggal 26 Mei 2011 adalah Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides. Kehadiran sekuel keempat dari franchise PoC ini memang telah ditunggu-tunggu bahkan semenjak tahun lalu. Strategi pemasarannya pun terbilang cukup ampuh, dengan membeberkan sedikit demi sedikit informasi tentang film ini semenjak pertama kali diumumkan bahwa sekuel keempat dari PoC akan dirilis; mulai dari Orlando Bloom dan Keira Knightley tidak akan hadir lagi, hadirnya Penelope Cruz, sampai pada film ini diharapkan menjadi trilogi yang baru dari franchise PoC.
Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) kembali beraksi lagi dalam petualangan terbarunya; mencari Fountain of Youth. Kali ini ia bertemu dengan wanita dari masa lalunya, Angelica (Penelope Cruz) yang membuat Jack terpaksa berlabuh di kapal milik bajak laut yang paling ditakuti, Blackbeard (Ian McShane). Dalam petualangan terbarunya, Jack tidak tahu lagi mana yang harus ditakuti; Blackbeard yang menakutkan atau Angelica yang penuh dengan tipu daya. Belum lagi perjalanan mereka dibayangi oleh kejaran Kapten Barbossa (Geoffrey Rush) yang kini berpihak pada Angkatan Laut Inggris.
Kebiasaan Hollywood untuk terus menerus membuat sekuel dari film yang telah sukses sebelumnya selalu dipertanyakan dan dihujat sekaligus dipuji dan dinanti-nantikan. Dihujat karena dianggap sekuel dari suatu film menghancurkan brand image yang telah ada, dipuji ketika sekuel yang dibuat jauh lebih bagus dari versi orisinilnya. Franchise Resident Evil mungkin masuk dalam kelompok pertama, sedangkan sekuel kelima Fast Five (2011) mungkin masuk dalam kelompok kedua. Tidak hanya proyek sekuel, akhir-akhir ini proyek reboot pun sedang menjadi tren di industri perfilman Hollywood seperti Batman dan Spiderman. Namun sekuel keempat dari franchise PoC ini mungkin bisa dibilang campuran antara sekuel sekaligus nyaris-reboot dari franchise yang telah ada.
Franchise PoC tanpa sutradara Gore Verbinski? Entah yah, tapi sekuel keempat yang disutradarai oleh sutradara yang cenderung menyutradarai film-film drama-feminisme - Rob Marshall (Chicago, Memoirs of Geisha, Nine) ini tampak kurang menggigit. Eksekusi adegan aksi pertarungan pedang yang ada tampak kurang maksimal, serta film ini menghilangkan esensi film bajak laut yang khas dengan kapal lautnya. Meskipun film ini banyak memberikan homage pada versi orisinilnya yang dirilis tahun 2003; kaburnya Jack dari tangkapan pihak otoritas di awal film serta pertarungan akhir di tempat tujuan petualangan di akhir film.
Dengan cerita yang berdiri sendiri dan tidak ada kesinambungan dengan ketiga film sebelumnya, sekuel keempat ini lebih banyak fokus pada karakter Jack Sparrow. "Nyaris-reboot" ini juga menggambarkan bagaimana ciri khas plot cerita yang rumit dari ketiga film sebelumnya, sama sekali hilang dalam sekuel keempat ini. Sebaliknya, jalan cerita pada film ini tegak lurus saja dan sederhana. Hal ini senada dengan apa yang diharapkan oleh Kepala Produksi Disney, yang ingin membuat sekuel terbaru dari PoC ini dapat diakses oleh semua umur dan kembali pada esensi dasarnya; karakternya. Jadi bagi para fans berat trilogi PoC karena kerumitan ceritanya yang menantang otak untuk bekerja, bersiaplah untuk menurunkan skala ekspektasi anda dan duduk santai dalam menikmati sekuel keempat ini.
Tidak hanya ceritanya yang dibuat sederhana dan tidak berputar-putar seperti ketiga film pendahulunya, karakter Jack Sparrow yang menjadi fokus utama dalam film ini juga mengalami penyederhanaan karakter. Tidak seperti Jack Sparrow yang penuh tipu daya, licik, dan egois dalam tiga film sebelumnya, pada film ini karakter kapten goofy ini digambarkan lebih manusiawi dan lebih memikirkan orang lain ketimbang dirinya. Ya mungkin saja ini adalah dinamika perkembangan karakter yang dialami oleh seorang Jack Sparrow setelah menempuh petualangan besar mencari koin emas Aztec, jantung Davy Jones, sampai menghadapi kapal magis The Flying Dutcman. Pada akhir film, pertanyaan penonton tentang karakter Jack Sparrow yang sedikit berbeda akan terjawab dengan sebaris dialog yang diucapkannya.
Karakter-karakter baru yang tampil dalam film ini cukup menarik dan mewarnai keseluruhan jalan cerita. Disamping kemunculan kembali Kapten Barbossa dan Mr. Gibbs, ada Blackbeard si bajak laut berdarah dingin dan si cantik Angelica. Mungkin Blackbeard tidak sekejam Davy Jones atau Lord Beckett, namun kehadirannya tetap menjadi momok yang menakutkan dengan penampilan baik dari Ian McShane. Kecantikan Cruz pun benar-benar memberikan warna tersendiri dalam film yang karakternya didominasi oleh kaum Adam ini, dan tampil maksimal dalam memerankan Angelica yang menyimpan sakit hati dari peristiwa masa lalu sehubungan dengan Jack. Hubungan antara Angelica dengan Jack pun misterius, saking misteriusnya sampai penonton terpintar pun tidak dapat menebak bagaimana sebenarnya hubungan mereka bahkan sampai scene after credit. Jika ada karakter yang cukup orisinil dan menarik adalah para mermaids yang benar-benar mempesona sekaligus mematikan.
Efek visual dalam film ini juga tidak semewah dan tidak terlalu mendominasi film seperti ketiga film pendahulunya, namun tetap cukup baik dalam mendukung setiap adegan yang membutuhkan efek visual. Cukup sayang mengingat trilogi PoC sebelumnya sangat khas dengan kemegahan dan rapinya efek visual yang digunakan, bahkan ketiga film tersebut selalu masuk dalam nominasi Best Visual Effect dalam penghargaan Oscar. Musik tema PoC karangan Hans Zimmer pun masih menghiasi film ini namun terkesan sambil lalu saja lantaran tidak semencolok seperti ketiga film pendahulunya.
Sekuel keempat sekaligus calon awal dari trilogi yang baru ini memang dibuat berbeda dengan ketiga film pendahulunya. Sayangnya perbedaan tersebut justru malah menurun, dengan jalan cerita dan karakterisasi yang dibuat sesederhana mungkin serta efek visual yang jauh dari megah jika dibandingkan dari ketiga film pendahulunya. Namun untuk film yang berdiri sendiri, film ini tetap dapat menghibur penonton baik yang sudah maupun belum menonton tiga film sebelumnya.
Rating?
6 dari 10
Kapten Jack Sparrow (Johnny Depp) kembali beraksi lagi dalam petualangan terbarunya; mencari Fountain of Youth. Kali ini ia bertemu dengan wanita dari masa lalunya, Angelica (Penelope Cruz) yang membuat Jack terpaksa berlabuh di kapal milik bajak laut yang paling ditakuti, Blackbeard (Ian McShane). Dalam petualangan terbarunya, Jack tidak tahu lagi mana yang harus ditakuti; Blackbeard yang menakutkan atau Angelica yang penuh dengan tipu daya. Belum lagi perjalanan mereka dibayangi oleh kejaran Kapten Barbossa (Geoffrey Rush) yang kini berpihak pada Angkatan Laut Inggris.
Kebiasaan Hollywood untuk terus menerus membuat sekuel dari film yang telah sukses sebelumnya selalu dipertanyakan dan dihujat sekaligus dipuji dan dinanti-nantikan. Dihujat karena dianggap sekuel dari suatu film menghancurkan brand image yang telah ada, dipuji ketika sekuel yang dibuat jauh lebih bagus dari versi orisinilnya. Franchise Resident Evil mungkin masuk dalam kelompok pertama, sedangkan sekuel kelima Fast Five (2011) mungkin masuk dalam kelompok kedua. Tidak hanya proyek sekuel, akhir-akhir ini proyek reboot pun sedang menjadi tren di industri perfilman Hollywood seperti Batman dan Spiderman. Namun sekuel keempat dari franchise PoC ini mungkin bisa dibilang campuran antara sekuel sekaligus nyaris-reboot dari franchise yang telah ada.
Franchise PoC tanpa sutradara Gore Verbinski? Entah yah, tapi sekuel keempat yang disutradarai oleh sutradara yang cenderung menyutradarai film-film drama-feminisme - Rob Marshall (Chicago, Memoirs of Geisha, Nine) ini tampak kurang menggigit. Eksekusi adegan aksi pertarungan pedang yang ada tampak kurang maksimal, serta film ini menghilangkan esensi film bajak laut yang khas dengan kapal lautnya. Meskipun film ini banyak memberikan homage pada versi orisinilnya yang dirilis tahun 2003; kaburnya Jack dari tangkapan pihak otoritas di awal film serta pertarungan akhir di tempat tujuan petualangan di akhir film.
gambar diambil dari sini |
Tidak hanya ceritanya yang dibuat sederhana dan tidak berputar-putar seperti ketiga film pendahulunya, karakter Jack Sparrow yang menjadi fokus utama dalam film ini juga mengalami penyederhanaan karakter. Tidak seperti Jack Sparrow yang penuh tipu daya, licik, dan egois dalam tiga film sebelumnya, pada film ini karakter kapten goofy ini digambarkan lebih manusiawi dan lebih memikirkan orang lain ketimbang dirinya. Ya mungkin saja ini adalah dinamika perkembangan karakter yang dialami oleh seorang Jack Sparrow setelah menempuh petualangan besar mencari koin emas Aztec, jantung Davy Jones, sampai menghadapi kapal magis The Flying Dutcman. Pada akhir film, pertanyaan penonton tentang karakter Jack Sparrow yang sedikit berbeda akan terjawab dengan sebaris dialog yang diucapkannya.
gambar diambil dari sini |
Efek visual dalam film ini juga tidak semewah dan tidak terlalu mendominasi film seperti ketiga film pendahulunya, namun tetap cukup baik dalam mendukung setiap adegan yang membutuhkan efek visual. Cukup sayang mengingat trilogi PoC sebelumnya sangat khas dengan kemegahan dan rapinya efek visual yang digunakan, bahkan ketiga film tersebut selalu masuk dalam nominasi Best Visual Effect dalam penghargaan Oscar. Musik tema PoC karangan Hans Zimmer pun masih menghiasi film ini namun terkesan sambil lalu saja lantaran tidak semencolok seperti ketiga film pendahulunya.
gambar diambil dari sini |
Rating?
6 dari 10
Komentar
Posting Komentar