The Fox King (2025) adalah film drama coming of age yang disutradarai oleh Woo Ming Jin, mengisahkan kehidupan kakak-adik kembar, Ali dan Amir, yang memiliki ikatan telepatis unik dan harus bertahan sendiri setelah ayah mereka menikah lagi dan pergi dari rumah. Berlatar di sebuah desa pesisir Malaysia-Indonesia, sekolah mereka kedatangan guru bahasa Inggris baru, Lara (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo) mengubah dinamika hubungan keduanya, memicu kecemburuan, kompetisi, dan pencarian identitas di tengah kegelisahan masa remaja. Film ini berbicara tentang kehilangan, persaudaraan yang diuji, serta pencarian makna di tengah perubahan, menjadikannya tontonan berkarakter kuat dalam perfilman Asia Tenggara.
Ulasan
Mendapat kesempatan menonton The Fox King dalam rangka malam pembukaan festival film Jakarta Film Week 2025, yang rasanya sulit untuk ditayangkan secara komersil di bioskop nasional. Ini adalah tipikal film arthouse yang biasa menjalani festival circuit, dimulai dari Toronto International Film Festival 2025. Yang membuat gue tertarik untuk nonton film ini jelas keterlibatan Dian Sastrowardoyo yang konon sangat pemilih dalam memilih proyek film. Pun ternyata porsi dia cukup besar di film ini.
Tapi justru itu yang jadi salah satu kelemahan dalam film ini. The Fox King niatnya mau mengeksplorasi hubungan unik dan magis kakak-adik kembar, tapi kisahnya jadi nggak fokus karena terlalu banyak mengupas tingkah polah aneh si guru Bahasa Inggris baru yang diperankan dengan ciamik oleh Dian Sastrowardoyo. Bahkan kecantikannya menenggelamkan akting natural dan meyakinkan dari Idan Aedan dan Hadi Putra yang seakan benar-benar anak desa di antah berantah.
Film ini memang banyak menggambarkan metafora yang cantik dan artistik. Judulnya sendiri adalah bahasa Inggris dari Musang King, jenis durian yang konon sangat enak dibanding jenis durian lain. Durian Musang King atau Fox King punya karakter ada bentuk bintang di bagian bawah buah, yang menjanjikan daging durian yang tebal dan sangat enak. Ini adalah metafora dari perkembangan emosional dua kakak-beradik kita, yang tampak berduri dan penuh masalah di luar tapi manis legit di dalam.
Kesimpulan
The Fox King adalah film yang terasa manis dan berduri di saat yang bersamaan, persis seperti metafora durian Musang King yang menjadi judul film ini. Ini tipikal film festival banget: visualnya indah, puitik, dan penuh simbolisme, tapi juga berpotensi bikin sebagian penonton mainstream garuk-garuk kepala. Buat gue, pesona terbesar film ini justru ada pada keberanian sutradaranya untuk bercerita dengan cara yang tidak konvensional, meski kadang fokusnya buyar. Kalau lo tipe penonton yang sabar dan suka mengurai makna di balik simbol, film ini bakal jadi suguhan yang menarik dan memuaskan.
Skor Sobekan Tiket Bioskop: 3/5
Cocok untuk: penyuka film festival atau film arthouse
Genre: Drama, Coming of Age
Asal: Malaysia / Indonesia
Durasi: 1 jam 34 menit
Sutradara: Ming Jin Woo Penulis Naskah: Ming Jin Woo Pemain: Dian Sastrowardoyo, Idan Aedan, Hadi Putra
Komentar
Posting Komentar