Racun Sangga - Review
Salah satu hal yang membuat gue tertarik untuk nonton film ini adalah hasil dari baca-baca ulasan yang bernada positif. Padahal sebelumnya gue selalu menghindari film horor karya sutradara Rizal Mantovani yang biasanya medioker. Hal lainnya yang mengusik rasa penasaran gue adalah film ini memiliki latar Kalimantan, tepatnya Kalimantan Selatan, meski nyata atau tidak santet racun sangga ini masih bisa diperdebatkan. Setidaknya gue bisa melihat dan sedikit membuka mata tentang budaya Kalimantan Selatan.
Menurut gue Racun Sangga adalah film psychological horror yang solid. Minim penampakan hantu (hanya ada 1 saja) dan sepanjang film penonton dibuat ketakutan dengan deretan adegan yang memberi sugesti horor. Gue bisa melihat, Rizal Mantovani banyak terinspirasi dari beberapa film horor asal AS, salah satunya Paranormal Activity. Selain ada adegan CCTV dan video call dalam film ini yang benar-benar membuat bulu kuduk naik, ada juga scoring berupa suara buzz yang meningkat intens di setiap adegan yang diasumsikan kedatangan hantu.
Selain itu, film ini dibuka dengan opening credit yang terinspirasi dari The Conjuring (2013); ayat Al-Quran yang panjang yang bergerak dari bawah ke atas, kemudian judul film - ditemani scoring yang mencekam. Setiap pembuat film memang boleh saja terinspirasi dari beberapa film lain, dan film ini adalah contoh baik yang mengaplikasikannya dengan efektif - bukan hanya sekedar tempelan saja.
Sepanjang film juga konsisten menggunakan bahasa Banjar. Tapi baca beberapa ulasan di Letterboxd dari penutur bahasa Banjar, dua karakter utama di sini ternyata cukup kaku berbahasa Banjar. Meski di telinga gue mereka berdua cukup meyakinkan karena memang gue bukan penutus bahasa Banjar. Oya mereka juga bilang untuk para roh yang merasuki manusia di film ini memang penutur bahasa Banjar jadi sangat meyakinkan.
Satu kritik gue ada pada jalan cerita, yang tiba-tiba menceritakan si suami tiba-tiba melakukan sesuatu (sengaja gue tulis begitu agar tidak spoiler). Menurut gue, tindakan tersebut cukup impulsif dan tidak dibangun sama sekali dari awal cerita jadi kurang meyakinkan. Meski gue paham ini penting untuk membuat konflik sehingga masuk ke Act 3. Yang gue suka jelas karakter pak Idrus di Act 3 yang meski punya screen time sedikit tapi punya character development paling gemilang. Menonton pak Idrus mengingatkan gue akan Qodrat (2022) yang kalau nanti ke depan akan ada film spin-off tentang pak Idrus, gue siap nonton!
- sobekan tiket bioskop tanggal 17 Desember 2024 -
----------------------------------------------------------
review film racun sangga
review racun sangga
racun sangga movie review
racun sangga film review
resensi film racun sangga
resensi racun sangga
ulasan racun sangga
ulasan film racun sangga
sinopsis film racun sangga
sinopsis racun sangga
cerita racun sangga
jalan cerita racun sangga
Komentar
Posting Komentar