Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Moana 2 - Review

Gambar
Delapan tahun setelah film pertama yang rilis tahun 2016, tentu saja Disney akan membuat setiap sekuel untuk semua Disney Princess termasuk Moana. Apalagi putri Disney kali ini berasal dari latar belakang Polinesia, yang pastinya menjadi target pasar untuk setiap jualan merchandise-nya. Moana 2 menghadirkan Moana yang lebih dewasa, mulai dari fisik yang berotot sampai dengan mental yang lebih dewasa. Sekarang juga Moana punya adik yang jadi tambahan ikatan emosional dia untuk pulang. Kisah film kedua ini memperluas semesta Moana yang sedang mencari suku-suku lain dari pulau-pulau terpencil lain. Sepertinya ini cikal bakal bersatunya ratusan pulau terpencil di Polinesia. Jalan ceritanya sebenarnya menarik, tapi sepertinya ditujukan khusus anak-anak saja. Untuk dewasa, film ini memang menghibur tapi kurang berkesan. Ternyata film kedua ini tanpa keterlibatan Lin-Manuel Miranda di departemen musik. Tanpa kehadirannya, setiap lagu dan lirik dalam film kedua ini jadi seakan kehilangan rasa ...

Wicked - Review

Gambar
Film musikal Wicked ini adalah adaptasi dari musikal Broadway Wicked yang sudah berumur 21 tahun di tahun 2024 ini. Sementara broadway Wicked sendiri adalah adaptasi dari buku karya Gregory Maguire berjudul Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West tahun 1995. Nah buku ini merupakan spin-off atau adaptasi dari buku The Wonderful Wizard of Oz karya L. Frank Baum tahun 1990, yang kemudian diadaptasi jadi film The Wizard of Oz tahun 1939. Banyak sekali ya lapisan adaptasi di dunia Oz ini. Sebelum nonton film ini gue sudah tahu kurang lebih tentang jalan ceritanya, karena gue cukup memperhatikan panggung Broadway yang masih saja mementaskan Wicked. Tapi dari dulu gue nggak pernah tertarik untuk nonton karena merasa kisahnya terlalu feminin. Bagaimana tidak, dari poster-posternya saja sudah memperlihatkan banyak perempuan memakai gaun ala Disney Princess. Nggak heran di media sosial banyak laki-laki protes diajak nonton film Wicked sama pacarnya. Tapi ternyata gue salah ...

We Live In Time - Review

Gambar
Sepertinya ekspektasi gue sudah terlalu tinggi karena baca-baca ulasan dari berbagai KOL di media sosial. Terutama ekspektasi tentang betapa film ini akan menjadi film romansa tearjerker tahun ini, lewat penampilan prima dari Florence Pugh dan Andrew Garfield. Melihat sinopsisnya di atas kertas, ini memang tipikal film romance / grief di mana salah satu pasangannya menderita terminal illness .  Ternyata memang ekspektasi gue cukup ketinggian karena gue keluar studio bioskop dengan perasaan biasa saja, tanpa satu tetes air mata pun selama durasi film 1 jam 48 menit. Memang kisah romansanya tipikal pasangan yang berduka karena hidupnya hanya hitungan bulan. Tapi harus gue akui ada kisah utamanya tentang berusaha punya anak jadi hal baru di tengah isu childfree. Kisah romansa mereka berdua ini sebenarnya punya isu dilema yang sangat kuat. Si wanita masih ingin terus berkarir dan tidak ingin punya anak, sementara si laki-laki terpaksa bercerai karena mantan istrinya tidak mau punya ana...

Heretic - Review

Gambar
Ini dia film thriller yang sudah gue tunggu-tunggu. Apalagi baru kali ini Hugh Grant membawakan peran antagonis. Ditambah lagi dengan plot cerita yang terbilang cukup unik; membahas keterikatan manusia terhadap agama dicampur dengan plot slasher / gore. Ciamik! Ternyata Heretic membahas keterikatan manusia terhadap agama bukan hanya sebagai latar belakang kisah thriller, tapi justru sebagai fokus utama film ini! Di 15 menit pertama film ini saja langsung tancap gas membahas tentang filosofi dan agama. Dialogue heavy dan isinya saling menanggapi tentang apakah kita manusia harus beragama atau tidak. Meski konteks yang dibahas adalah Mormon, tapi gue rasa dialog-dialog ini bisa diimplementasikan ke semua agama. Gue kira segmen perdebatan soal agama ini hanya di awal film saja untuk membangun atmosfer film. Tapi ternyata segmen perdebatan ini merata ada di tengah bahkan akhir film. Memang fokus utama film ini membahas filosofi agama, dan sangat bagus untuk jadi bahan permenungan dan pemik...

Gladiator II - Review

Gambar
Sebagai fans dan penonton film Gladiator (2000), gue sama sekali nggak mengharapkan akan ada sekuelnya 24 tahun kemudian. Gue rasa film pertamanya sudah ditutup dengan megah dan terhormat, serta mampu membawa pulang 5 piala Academy Awards termasuk Best Picture dan Best Actor. Jadi rasanya film keduanya akan sangat sulit menyainginya. Beberapa hari sebelum nonton Gladiator II, gue nonton ulang film pertamanya untuk sekedar mengingatkan kembali jalan cerita yang ada. Tapi ternyata ini adalah keputusan yang salah, karena plot cerita Gladiator II sama persis plek ketiplek dengan film pertamanya. Di 30 menit pertama, pergerakan plot sangat mirip dengan film pertamanya. Mulai dari adegan perang besar, lalu karakter utama diambil sebagai budak, lalu dijadikan gladiator di arena kecil, sampai bertarung di arena Colosseum. Meski memang di paruh akhir film agak berbeda dengan plot twist dari karakter Denzel Washington, tapi punya garis besar yang mirip dengan film pertamanya; mencoba menggulingk...

The Paradise of Thorns - Review

Gambar
Wah ini dia, film Thailand terbaik yang gue tonton di tahun 2024. Bahkan gue lebih suka The Paradise of Thorns ketimbang How to Make Millions Before Grandma Dies . Film ini kaya Killers of the Flower Moon versi Thailand, sama-sama tentang perebutan rumah dan tanah dengan cara pernikahan. Meski kalau Killers of the Flower Moon adalah konflik antara penduduk asli dengan pendatang, maka di The Paradise of Thorns adalah konflik horizontal antar warga dari kelas sosial-ekonomi bawah. Kisahnya sangat merakyat dan sangat bisa ditemukan di keseharian kita. Tentang Thongkam yang menikah dengan sesama laki-laki, Sek, tapi tidak sah di mata hukum karena Thailand baru melegalkan same-sex marriage di tahun 2025. Permasalahan muncul ketika Sek meninggal, kemudian ibu dan anak asuhnya datang untuk mengklaim rumah dan kebun durian yang memang atas nama Sek. Sementara Thongkam tidak terima karena dia sudah bekerja keras merawat sekaligus melunasi pinjaman untuk membeli rumah dan kebun durian tersebut...

Flow - Review

Gambar
Gue cukup beruntung punya kesempatan buat nonton film animasi asal Latvia yang sedang dipuja-puja oleh para sinefil ini. Film animasi ini termasuk unik karena sepanjang durasi 1 jam 24 menit tidak ada dialog sama sekali. Tidak ada manusia juga karena memang film ini fokus pada kisah bertahan hidup para hewan dari banjir besar. Memang film animasi ini punya kekuatan utama di visualnya yang luar biasa cantik. Gue belum pernah melihat teknik animasi seperti ini; tiga dimensi tapi punya efek watercolor. Apalagi animasi air yang terlihat lumayan nyata. Selain mata, untuk hiburan telinga juga luar biasa karena "voice actor" dari para karakter hewan ini adalah hewan beneran. Jadi benar-benar suara kucing, capybara, lemur, dan anjing yang mengisi suara karakter-karakter ini. Kisahnya sekilas mirip dengan Life of Pi (2012), sama-sama tentang bertahan hidup dalam kapal kecil dengan spesies lain. Kalau di Life of Pi hanya ada 2 spesies yaitu manusia dan harimau, di Flow ada banyak spesi...

Emilia Perez - Review

Gambar
Gue pernah bilang kalau kombinasi genre musical dan crime itu nggak cocok ketika nonton Joker: Folie a Deux , tapi ternyata gue salah semenjak nonton Emilia Perez. Yes ternyata memang genre musical campur crime itu bisa jadi film yang bagus. Mungkin perpaduan musical dan crime harus punya nyawa feminin ya untuk jadi sebuah film musikal yang berkualitas. Bahkan film Emilia Perez berhak menyandang bintang lima dari gue, lewat jalan ceritanya yang unik, segmen musikal yang sinematik, dan visualnya yang cantik. Plot ceritanya sendiri sangat menarik; seorang pengacara yang membantu bos kartel untuk operasi kelamin dari pria menjadi wanita. Gue sama sekali nggak nyangka akan nonton film queer, tapi punya kisah drama yang menghangatkan hati. Menjadi seorang Caitlyn Jenner (asal punya banyak uang) memang mudah, tapi ketika punya masa lalu sebagai bos kartel yang punya banyak musuh pasti akan mempersulit hidup meski sudah berganti kelamin. Oya, satu lagi keunikan film ini, sutradara dan rumah p...

Here - Review

Gambar
Ini dia film paling unik di tahun ini, film yang sepanjang 1 jam 44 menit kameranya tidak bergerak dan merekam segala kejadian dari satu sudut pandang saja. Karena ruang yang tidak bergerak, maka waktu yang bergerak bebas. Mulai dari jaman dinosaurus (yes lo nggak salah baca) sampai dengan masa kini. Ternyata memang satu tempat dan lokasi menyimpan sejuta kenangan yang menarik untuk di eksplorasi. Sebenarnya Here adalah kisah keluarga kelas menengah yang jadi representasi banyak orang. Memang film ini punya alur cerita yang maju mundur, tapi linimasa lain hanya jadi kisah sampingan. Sementara kisah utamanya ada di karakter yang diperankan Tom Hanks dan Robin Wright. Kita mengikuti bagaimana kisah hidup Richard dan Margareth mulai dari lahir, kecil, remaja, hinggak menikah.  Hal yang cukup menyentil gue adalah bagaimana dua karakter ini harus mengesampingkan mimpi dan hobinya untuk bertahan hidup. Sejak kecil dan remaja Richard punya bakat melukis, tapi bakat tersebut harus dikesamp...