Heartbreak Motel - Review
Dari kulit luarnya dulu, visualnya cantik dan megah banget. Bukan hanya pengaturan warna yang cantik, tapi juga sinematografi yang ciamik bahkan untuk ukuran film drama romantis. Ada beberapa adegan yang punya teknik sinematografi yang wow dan sangat dramatis. Di antara film drama romantis nasional, menurut gue Heartbreak Motel benar-benar meningkatkan standar lewat visualnya.
Selain itu gue sangat suka dengan cara berceritanya yang non-linear. Di awal film sudah dibuka dengan gaya editing yang menyiratkan bahwa film sepanjang 115 menit ini akan berisi 3 linimasa. Sebenarnya gaya bercerita non-linear ini sudah banyak diterapkan di banyak film. Tapi yang membuat Heartbreak Motel menarik adalah, sepanjang film gue bertanya-tanya, mana lini masa yang masa lalu mana yang masa kini. Kemudian semua itu terjawab dengan dramatis di akhir film. Wuih!
Kalau gue tanya para pembaca novel Heartbreak Motel, gaya bercerita non-linear ini khusus adaptasi film dan novelnya punya linimasa yang linear. Ini jelas dua jempol untuk dua penulis naskah Alim Sudio dan Angga Dwimas Sasongko yang berani (dan disetujui oleh Ika Natassa) mengobrak-abrik cara bercerita sehingga lebih menarik.
Meski begitu, gue yakin akan ada banyak orang yang nggak suka dengan film ini karena satu hal ini. Demi menghindari spoiler, kalau si satu hal ini kamu sudah nggak percaya maka akan sulit untuk berinvestasi emosi sampai akhir film. Kalau gue pribadi memilih untuk memaklumi saja karena toh tertutup dengan hal positif lain yang ada dalam film ini.
- sobekan tiket bioskop tanggal 26 Juli 2024 -
----------------------------------------------------------
review film heartbreak motel
review heartbreak motel
heartbreak motel movie review
heartbreak motel film review
resensi film heartbreak motel
resensi heartbreak motel
ulasan heartbreak motel
ulasan film heartbreak motel
sinopsis film heartbreak motel
sinopsis heartbreak motel
cerita heartbreak motel
jalan cerita heartbreak motel
Komentar
Posting Komentar