The Bourne Legacy
"Dengan Jeremy Renner sebagai bintang utama yang melanjutkan kisah Jason Bourne, film ini berusaha keras mengikuti pakem The Bourne Trilogy namun malah keluar dari jalur."
The Bourne Trilogy adalah salah satu trilogi tersukses di dunia perfilman, khususnya di genre spionase. Kesuksesan ini diraih baik di kesuksesan finansial maupun kesuksesan material. Gaya berceritanya diadopsi oleh film-film James Bond versi Daniel Craig, belum lagi gaya scoring-nya menginspirasi film-film spionase/kriminal lainnya seperti Hanna (2011). Namun Hollywood belum puas dengan kesuksesan dari franchise Bourne, sebuah film ekstensi dari novel Jason Bourne oleh Robert Ludlum pun dibuat. Tokoh sentralnya memang bukan lagi Jason Bourne, tapi sebuah pahlawan baru yang mendapat pengaruh signifkan dari kejadian di prekuelnya. Tony Gilroy yang bertugas mengadaptasi The Bourne Trilogy dari novel ke film pun ditunjuk kembali menulis naskah film keempat ini, sekaligus diberikan kursi sutradara dalam film The Bourne Legacy.
Aaron Cross (Jeremy Renner) adalah salah satu "produk" dari proyek rahasia Departemen Pertahanan AS yang baru yang lebih stabil dan kuat dibandingkan Treadstone dan Blackbriar; Outcome. Ketika terjadi masalah intern yang mengancam keberlangsungan proyek Outcome, dengan terpaksa proyek harus ditutup. Ketika proyek ditutup berarti semua orang yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung terhadap Outcome harus dilenyapkan. Kecuali Aaron Cross yang berhasil lolos dan berusaha untuk mempertahankan nyawanya.
Ide dasar ceritanya sangat sederhana, bagaimana Aaron Cross berusaha untuk menghindari usaha petinggi Outcome untuk membunuhnya. Namun konflik-konflik yang ditemui sepanjang perjalanan juga sesederhana ide dasarnya. Hal ini tentu menjadi bahan perbandingan spesifik bagi trilogi pertama Bourne yang selalu konsisten menyuguhkan cerita yang rumit dan penuh dengan twist. Apalagi jika sekuel keempat ini mendompleng nama "Bourne" dalam judulnya, yang memang mungkin saja akan menjadi trilogi baru dengan konsep dan karakter yang berbeda. 11-12 dengan franchise Pirates of the Caribbean mungkin. Namun sayang, proyek keempat ini masih jauh dari baik dibandingkan dengan The Bourne Trilogy versi Matt Damon.
Tidak hanya segi ceritanya yang terlampau sederhana dan sama sekali bukan tipikal The Bourne Trilogy yang telah menentukan standarnya sendiri, namun juga dengan karakterisasi dari jagoan baru. Aaron Cross memang bukan Jason Bourne, karakternya pun cukup jauh berbeda. Jika Bourne lebih pintar dan dingin, maka Cross lebih sensitif dan emosional. Entah apa yang mendasari karakterisasi macam ini, yang seakan menurunkan standar karakter yang telah dibuat cukup tinggi di trilogi pertamanya. Namun tidak ada yang salah dengan Jeremy Renner karena ia hanya memainkan peran yang telah dikonsepkan sebelumnya. Nama Jeremy Renner yang sedang naik daun semenjak The Hurt Locker (2008) memang memberikan performa terbaiknya, namun hanya saja jika ia diberikan karakterisasi sekuat William Brandt dalam Mission: Impossible - Ghost Protocol (2011). Jika Jason Bourne mencoba menghancurkan nama baik CIA, mengapa Aaron Cross malah sibuk lari menyelamatkan diri? Hm.
Mengikuti tradisi Hollywood, banyak homage terhadap trilogi Bourne pertama dalam film ini. Mulai dari aktor-aktor senior seperti Albert Finney yang kembali memainkan karakternya dalam film ini, hingga soundtrack Extreme Ways-nya Moby yang menjadi icon. Namun sayang yang terakhir ini, penggunaan soundtrack tersebut terasa kurang pas dalam adegannya. Hal ini mungkin karena emosi dan jalan cerita yang dibangun sepanjang film seakan jauh berbeda dari "jus" trilogi pertamanya. Sekuel keempat ini mencoba sekeras mungkin untuk menjadi semirip mungkin dengan Identity, Supremacy, dan Ultimatum namun sayangnya kurang berhasil.
Jika ada hal yang menghibur, maka hal tersebut adalah deretan pemeran dan lokasi syuting. Sekarang kota Manila boleh berbangga jika kota mereka telah dipakai untuk lokasi syuting film blockbuster Hollywood, termasuk dengan berbagai ciri khas kota tersebut. Jakarta? Jangan terlalu berharap banyak dulu ya. Selain itu, kekuatan akting Rachel Weisz dan Edward Norton terbukti cukup membuat film ini tetap menarik untuk disimak sampai habis.
Akhir kata, film ini adalah satu lagi sekuel kurang berhasil dari usaha Hollywood untuk meraup keuntungan dari nama besar brand yang telah ada, namun terselamatkan oleh nama besar dari para pemerannya. Dengaen cepat, para penonton film ini akan kembali ingin menonton The Bourne Trilogy untuk menutupi kekecewaannya.
USA | 2012 | Action / Adventure | 135 Mins | Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
6 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 4 September 2012 -
The Bourne Trilogy adalah salah satu trilogi tersukses di dunia perfilman, khususnya di genre spionase. Kesuksesan ini diraih baik di kesuksesan finansial maupun kesuksesan material. Gaya berceritanya diadopsi oleh film-film James Bond versi Daniel Craig, belum lagi gaya scoring-nya menginspirasi film-film spionase/kriminal lainnya seperti Hanna (2011). Namun Hollywood belum puas dengan kesuksesan dari franchise Bourne, sebuah film ekstensi dari novel Jason Bourne oleh Robert Ludlum pun dibuat. Tokoh sentralnya memang bukan lagi Jason Bourne, tapi sebuah pahlawan baru yang mendapat pengaruh signifkan dari kejadian di prekuelnya. Tony Gilroy yang bertugas mengadaptasi The Bourne Trilogy dari novel ke film pun ditunjuk kembali menulis naskah film keempat ini, sekaligus diberikan kursi sutradara dalam film The Bourne Legacy.
Aaron Cross (Jeremy Renner) adalah salah satu "produk" dari proyek rahasia Departemen Pertahanan AS yang baru yang lebih stabil dan kuat dibandingkan Treadstone dan Blackbriar; Outcome. Ketika terjadi masalah intern yang mengancam keberlangsungan proyek Outcome, dengan terpaksa proyek harus ditutup. Ketika proyek ditutup berarti semua orang yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung terhadap Outcome harus dilenyapkan. Kecuali Aaron Cross yang berhasil lolos dan berusaha untuk mempertahankan nyawanya.
Ide dasar ceritanya sangat sederhana, bagaimana Aaron Cross berusaha untuk menghindari usaha petinggi Outcome untuk membunuhnya. Namun konflik-konflik yang ditemui sepanjang perjalanan juga sesederhana ide dasarnya. Hal ini tentu menjadi bahan perbandingan spesifik bagi trilogi pertama Bourne yang selalu konsisten menyuguhkan cerita yang rumit dan penuh dengan twist. Apalagi jika sekuel keempat ini mendompleng nama "Bourne" dalam judulnya, yang memang mungkin saja akan menjadi trilogi baru dengan konsep dan karakter yang berbeda. 11-12 dengan franchise Pirates of the Caribbean mungkin. Namun sayang, proyek keempat ini masih jauh dari baik dibandingkan dengan The Bourne Trilogy versi Matt Damon.
gambar diambil dari sini |
Mengikuti tradisi Hollywood, banyak homage terhadap trilogi Bourne pertama dalam film ini. Mulai dari aktor-aktor senior seperti Albert Finney yang kembali memainkan karakternya dalam film ini, hingga soundtrack Extreme Ways-nya Moby yang menjadi icon. Namun sayang yang terakhir ini, penggunaan soundtrack tersebut terasa kurang pas dalam adegannya. Hal ini mungkin karena emosi dan jalan cerita yang dibangun sepanjang film seakan jauh berbeda dari "jus" trilogi pertamanya. Sekuel keempat ini mencoba sekeras mungkin untuk menjadi semirip mungkin dengan Identity, Supremacy, dan Ultimatum namun sayangnya kurang berhasil.
gambar diambil dari sini |
Akhir kata, film ini adalah satu lagi sekuel kurang berhasil dari usaha Hollywood untuk meraup keuntungan dari nama besar brand yang telah ada, namun terselamatkan oleh nama besar dari para pemerannya. Dengaen cepat, para penonton film ini akan kembali ingin menonton The Bourne Trilogy untuk menutupi kekecewaannya.
USA | 2012 | Action / Adventure | 135 Mins | Aspect Ratio 2.35 : 1
Rating?
6 dari 10
- sobekan tiket bioskop tertanggal 4 September 2012 -
Komentar
Posting Komentar