Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Furiosa: A Mad Max Saga - Review

Gambar
Butuh 9 tahun baru sutradara/penulis naskah George Miller untuk melanjutkan kisah Mad Max. Konon kisah Furiosa ini naskahnya sudah selesai sebelum syuting Mad Max: Fury Road (2015) karena butuh latar belakang karakter Imperator Furiosa. Sulit pula untuk menyaingi kemewahan aksi kebut-kebutan dari Fury Road, maka George Miller mengambil jalan lain dalam Furiosa. Bukan lagi aksi kebut-kebutkan melainkan film bertema balas dendam. Satu hal yang perlu diingat jelas adalah Furiosa bukanlah Mad Max, meski pastinya setiap orang punya ekspektasi tersebut termasuk gue. Maka gue yang tadinya mengharapkan akan menonton adegan aksi panjang dan kebut-kebutan ala Fury Road harus kecewa berat. Furiosa memang menyajikan itu tapi dalam porsi yang jauh lebih sedikit. Porsinya lebih banyak ke arah pendalaman karakter Furiosa yang menyimpan dendam sedalam lautan terhadap antagonis utama; Dementus. Nyaris dua setengah jam penonton diajak untuk melihat betapa pahitnya hidup Furiosa mulai dari masa kecil hin...

IF Imaginary Friends - Review

Gambar
Film IF ini memang trailernya kurang menjual ya. Gue aja nonton trailernya beberapa kali dan sama sekali nggak memantik rasa penasaran gue buat nonton. Tapi berkat ulasan beberapa teman yang ternyata sempat menitikkan air mata, gue jadi tertarik. Apalagi ini film karya sutradara dan penulis naskah John Krasinski yang sebelumnya sudah membuat dwilogi A Quiet Place. Ide ceritanya memang sederhana, bagaimana jika teman imajinasi kehilangan anaknya karena anaknya sudah tumbuh dewasa dan lupa pada dirinya. Ini memang ala film Pixar rasa live action , dan memang ternyata adegan di akhir sanggup memeras air mata. Kisah persahabatan antara seorang anak atau dewasa dengan teman imajinasinya, dan bagaimana untuk tetap mempertahankan imajinasi di saat dewasa sekalipun. Tapi bagi gue yang masa kecilnya nggak pernah punya teman imajinasi, rasanya agak sulit untuk relate dengan film ini. Gue curiga "budaya" teman imajinasi itu hanya ada di dunia barat dan nggak di dunia timur, benar nggak?...

Kingdom of the Planet of the Apes - Review

Gambar
Setelah trilogi Planet of the Apes di era modern usai, kini muncul trilogi baru yang akan mengantarkan kita semakin dekat ke kisah Planet of the Apes (1968). Untuk yang lupa-lupa ingat dengan jalan cerita Rise of the Planet of the Apes (2011), Dawn of the Planet of the Apes (2014), dan War of the Planet of the Apes (2017) tidak perlu bersedih hati karena Kingdom of the Planet of the Apes (2024) bercerita 300 tahun setelah kejadian dari Dawn. Trilogi Planet of the Apes di era modern memang fokus pada kisah Caesar, dan ini yang jadi pondasi dalam kisah Kingdom. Tapi di trilogi terbaru ini tampaknya kisah akan fokus pada karakter kera baru yaitu Noa. Seperti film-film lain dalam franchise Planet of the Apes, tetap ada karakter manusia yang kali ini membawa jalan cerita menjadi lebih menarik. Yang luar biasa dari film ini adalah efek visualnya yang sangat nyata dan meyakinkan. Konsisten memang, setiap film baru Apes selalu membawa gebrakan baru di dunia efek visual meski selalu gagal ...

Totto-Chan The Little Girl at the Window - Review

Gambar
Ternyata butuh 43 tahun untuk mengadaptasi buku anak-anak best-seller yang terbit tahun 1981 untuk jadi film panjang animasi di tahun 2024. Totto-Chan The Little Girl at the Window adalah buku autobiografi dari masa kecil penulis Tetsuko Kuroyanagi, berkisah tentang masa sekolah dasar di era Perang Dunia II. Ini memang kisah anak kecil, tapi gue nggak menyangka bisa juga mengundang air mata. Pengalaman Totto-Chan bersekolah dan bertemu teman-teman sekelas dan kepala sekolah yang sangat pengertian benar-benar menarik. Sang kepala sekolah mendorong para siswa untuk berteman dan membantu siapa saja, bahkan mereka yang menderita disabilitas. Totto-Chan pun berteman dengan seorang anak lelaki yang menderita polio. Selain itu kita juga bisa melihat keadaan Jepang dari sebelum, saat, hingga setelah Perang Dunia II. Siapa sangka ternyata situasi perang juga sangat memengaruhi hidup rakyat biasa bahkan di kota kecil sekalipun. Ini terlihat dari perubahan bekal bento atau makan siang yang dibaw...

How to Make Millions Before Grandma Dies - Review

Gambar
Ini dia film bangsat yang bikin mata gue meleleh di akhir film. Padahal sudah dua jam gue berusaha keras untuk menahan air mata sampai sakit kepala. Bahkan di beberapa momen adegan gue dalam hati bilang "udah dong stop plis jangan ditambahin lagi" untuk adegan-adegan yang bikin nangis. Tapi semua pertahanan gue itu buyar seketika di akhir film yang sangat - sangat relate. Film terbaru buatan GDH ini memang nggak main-main tearjerker -nya. Dari awal film saja sudah dibangun suasana sedih dan mendayu-dayu. Apalagi lewat scoring yang benar-benar sukses menyayat hati. Ditambah dengan sinematografi yang artistik dan memancing perenungan, jelas menambah atmosfer sendu. Biasanya tipikal film tearjerker itu piawai mencampuradukkan emosi sedih dan ketawa. Penonton diberikan banyak adegan komedi untuk mengambil hati, untuk kemudian menghancurkannya dengan deretan adegan sedih yang membuat dada mengelus. Tapi film ini melakukan satu langkah lebih; menambahkan emosi marah dan kesal pada ...

Abigail - Review

Gambar
Gue nggak menyangka ternyata film Abigail semenyenangkan dan seseru itu! Perlu diketahui, ini dari duet sutradara yang sama dengan Ready or Not (2019), Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett. Bahkan bisa dibilang premisnya kurang lebih mirip; sekelompok orang terkurung dalam rumah besar dan harus menyelamatkan nyawa masing-masing dari si pembunuh. Nah Abigail ini menawarkan konsep sederhana tapi cukup komikal untuk menjadi sebuah film gore dan slasher. Apa jadinya jika sekelompok orang dewasa dikejar oleh vampir anak kecil berkostum balet? Kombinasi vampir + anak kecil + berkostum balet ini yang komikal dan unik, sekaligus paradoks jika dibungkus dalam bentuk film penuh darah dan daging. Justru ini yang menjadi hal yang menyenangkan, apalagi sepanjang film diperdengarkan scoring Swan Lake dari Tchaikovsky. Dalam tipikal film gore, pendalaman karakter dari setiap pemeran (atau korban) biasanya sambil lalu saja. Menarik dalam Abigail, gue bisa sepeduli itu dengan masing-masing karakter....

Civil War - Review

Gambar
Ini dia film big budget blockbuster mainstream pertama dari studio independen favorit kita semua; A24. Nggak tanggung-tanggung, A24 memberikan kepercayaan begitu besar kepada sutradara dan penulis naskah berbakat; Alex Garland. Film-film Alex Gardland sebelumnya memang selalu membarikan lapisan tersendiri agar para penonton mempertanyakan kembali soal masa depan manusia, sebut saja Ex Machina (2014) dan Annihilation (2018). Dalam Civil War, di lapisan terluarnya Alex Garland memberikan gambaran apa yang terjadi jika United States of America tidak united lagi dan terpecah belah menjadi 4 faksi besar. Alasan pecahnya dan terjadi perang saudara kedua di Amerika hanya diberikan tipis-tipis lewat dialog, mulai dari presiden yang menjabat lebih dari dua periode, presiden membubarkan FBI, dan menjatuhkan bom ke warga sipil. Tapi fokus cerita ada pada kekejaman perang saudara yang semakin meruncingkan perbedaan. Yang menarik adalah Alex Garland memilih profesi jurnalis sebagai sudut pandang d...

The Fall Guy - Review

Gambar
Setelah berkompetisi dalam box office tahun 2023, kini Ryan Gosling dan Emily Blunt bersatu dalam film aksi komedi yang disutradarai oleh David Leitch. Di film ini, Ryan Gosling juga lagi-lagi memainkan karakter stuntman setelah Drive (2011). Kisahnya juga cukup sederhana, seorang stuntman yang jatuh cinta dengan sutradara harus mencari pemain aslinya yang menghilang Film ini memang dibuat sebagai surat cinta untuk industri perfilman, khususnya Hollywood. Jelas film ini ingin mengangkat profesi stunt yang sering dipandang sebelah mata, bahkan tidak diapresiasi oleh penghargaan perfilman manapun. Selain itu banyak juga referensi film-film populer lainnya dalam film ini, mulai dalam bentuk dialog sampai pada adegan. Gue nggak ada ekspektasi sih untuk menemukan plot twist dalam film tipikal aksi komedi yang biasanya ringan. Jadi plot twist ini rasanya yang cukup mengangkat The Fall Guy yang jatuh pada tipikal film ringan dan menghibur saja. Tipikal film yang mengandalkan kekuatan nama bes...