Before, Now & Then (Nana) - Prime Review
Film panjang keempat dari sutradara dan penulis naskah Kamila Andini ini masih konsisten menggunakan bahasa daerah sepanjang filmnya. Di film Nana, atau Before, Now & Then sebagai judul internasionalnya, semua pemain tidka hanya harus mengucapkan bahasa Sunda dengan fasih tapi juga bahasa Sunda lawas dan spesifik di tahun 60-an. Bahkan ada ahli bahasa khusus sebagai konsultan dan melatih para pemain.
Gue suka banget dengan visual dari film ini. Dengan nuansa warna yang kebiru-biruan, benar-benar efektif membawa emosi penonton untuk mendayu biru. Setiap shot yang ada juga sangat cantik, berkat tangan piawai dari sinematografer Batara Goempar. Scoringnya juga nikmat sekali, nuansa klasik namun ada unsur kearifan lokal. Kalau ada playlist di Spotify, rasanya cocok banget nemenin kerja seharian.
Before, Now & Then adalah tipikal film non-komersil yang rasanya sulit untuk dinikmati oleh banyak kalangan. Entah karena biaya produksi film ini dapat pendanaan 100% dari berbagai sumber, tapi pastinya ini adalah karya idealis dari seorang sineas berbakat. Gaya berceritanya cenderung sunyi dan minim dialog. Banyak adegan sepi yang fokus pada karakter Nana, dan mengajak penonton untuk menyelami setiap pemikiran dan perasaannya.
Kamila Andini juga konsisten membahas isu wanita, lebih tepatnya nasib para wanita yang tertindas baik karena peran gender maupun kondisi sosio-politik yang ada. Dalam Before, Now & Then, ketertindasan itu digambarkan dengan kompleks dan komprehensif. Nana sebagai istri kedua harus menanggung pedih lantaran suaminya yang tidak setia. Penghiburan itu malah didapatkannya dari selingkungan suaminya sendiri. Kisah yang unik karena ternyata tidak selamanya dan semua wanita butuh pria, terkadang hanya butuh sesama wanita untuk berbagai rasa.
- ditonton di Prime Video -
----------------------------------------------------------
review film before now then nana
review before now then nana
before now then nana movie review
before now then nana film review
resensi film before now then nana
resensi before now then nana
ulasan before now then nana
ulasan film before now then nana
sinopsis film before now then nana
sinopsis before now then nana
cerita before now then nana
jalan cerita before now then nana
Komentar
Posting Komentar