Postingan

Latest Review

The First Omen - Review

Gambar
Film ini berlaku sebagai prekuel dari The Omen (1976), film orisinil dari franchise Omen. Akhir film The First Omen langsung nyambung dengan awal dari film The Omen. The First Omen ini bercerita tentang seorang suster yang dikirim ke Roma untuk melayani, tapi ternyat amengalami sederetan kejadian supranatural. Buat pecinta horor, apalagi genre horor kerasukan, wajib tonton nih! Nonton The First Omen ini berasa nonton film horor buatan A24 atau film produksi studio kecil atau independen. Padahal film ini produksi 20th Century Studios yang notabene studio besar dan komersil. Dalam artian, film ini cenderung slow burn dengan jalan cerita yang bergerak lamban dan minim dialog. Sekalinya ada dialog pun hanya dialog panjang dan cukup jarang ada penampakan. Tapi sekalinya ada penampakan atau jump scare, sangat mengagetkan dan lumayan bikin gue lompat dari kursi. Setiap penampakannya diletakkan di adegan-adegan yang tidak diprediksi. Selain itu, banyak gambar-gambar khas horor slasher yang aka

Godzilla x Kong: The New Empire - Review

Gambar
Ini adalah film kelima dari MonsterVerse setelah Godzilla (2014), Kong: Skull Island (2017), Godzilla: King of the Monsters (2019), Godzilla vs Kong (2021). Tentunya Godzilla dan Kong nggak berantem lagi kaya di filmnya tiga tahun lalu, tapi kali ini mereka akan bahu membahu melawan Titan baru yang sama sekali disembunyikan sampai filmnya rilis. Gue yang sama sekali nggak menikmati Godzilla vs Kong nggak punya ekspektasi tinggi untuk film terbaru ini. Gue merasa sejak GvK, franchise ini mengarahkan film-filmnya lebih untuk anak-anak dan keluarga. Benar saja, di GxK ini formula untuk anak-anak masih digunakan dengan banyak komedi dan jalan cerita yang ringan. Tentunya film ini menjawab permintaan banyak fans untuk memperbanyak adegan berantem antara Titan. Film ini menyuguhkan itu dengan menampilkan nggak cuma satu-dua tapi banyak spesies Titan baru. Selain itu, peran para manusia juga dibuat cukup signifikan dalam pertarungan antar Titan ini. Meski ada beberapa keputusan yang gue ngga

Ghostbusters: Frozen Empire - Review

Gambar
Rilisnya Ghostbusters: Frozen Empire ini nggak begitu bikin gue excited sih meski gue suka banget dengan dwilogi Ghostbuster (1984) dan Ghostbusters II (1989). Tapi sejak gender switch Ghostbusters (2016) yang flop dan Ghostbusters: Afterlife (2021 yang biasa aja, gue jadi menurunkan ekspektasi gue terhadap kelanjutan franchise ini. Yang menarik adalah sebelum nonton Frozen Empire, gue nonton ulang Afterlife di Prime Video lewat TV dan gue menikmati banget. Gue jadi mikir, apa iya franchise Ghostbusters ini lebih nikmat ditonton di TV ya? Apalagi film original tahun 80-an pun gue juga tonton di TV. Benar saja, Frozen Empire ini juga menurut gue cukup membosankan. Sedikit lebih baik ketimbang Afterlife, tapi ini pun menurut gue karena semua pemeran lama dapat porsi 90% dalam film ini. Menyenangkan melihat kembali Bill Murray, Dan Akroyd, Ernie Hudson dapat porsi yang jauh lebih banyak dan cukup signifikan. Ditambah lagi semua pemeran remaja seperti Mckenna Grace, Logan Kim, dan Finn W

To Kill A Tiger - Netflix Review

Gambar
Mungkin film dokumenter ini ada sebagai terapi anger management ya. Coba yang mau ngetes rasa marahnya, nonton ini deh. Lima belas menit pertama kalau nggak marah atau kesel atau gimana, berarti lo punya anger management yang bagus. Tapi ternyata nggak cuma 15 menit pertama aja, bahkan sampai akhir juga loh. To Kill a Tiger adalah film dokumenter yang menggambarkan semua hal yang salah tentang patriarki, sumber daya manusia yang nggak berkualitas, dan sistem hukum yang berantakan. Sayangnya tiga hal ini nyata terjadi juga di Indonesia. Jadi meski berlatar di India, gue berani yakin bahwa kejadian yang ada dalam film dokumenter ini pasti bisa ditemukan juga di Indonesia. Betapa susahnya mengawal proses kekerasan seksual di negara berkembang yang punya budaya patriarki, SDM nggak berkualitas akibat status sosial ekonomi, dan sistem hukum yang nggak bisa diandalkan. Siapa yang menyangka kalau melaporkan kasus kekerasan seksual ke ranah hukum ternyata bisa diintimidasi oleh warga desa? Sud

Kung Fu Panda 4 - Review

Gambar
Setelah Kung Fu Panda 3 (2016), delapan tahun kemudian kita bisa menikmati kelanjutan petualangan Po. Kali ini Po harus mencari penerus Pendekar Naga agar dirinya bisa mengambil peran sebagai Pemimpin Spritual di Lembah Perdamaian. Tantangan muncul ketika ada penjahat baru, Chameleon muncul untuk mencuri Tongkat Kebijaksanaan Po dan membangkitkan kembali penjahat-pejahat dari masa lalu. Po pun bergabung dengan Zhen, seorang rubah pencuri yang berpotensi menjadi penerus Po sebagai Pendekar Naga. Jujur gue sendiri sudah lupa dengan kisah Kung Fu Panda 3, tapi gue masih bisa mengikuti jalan cerita Kung Fu Panda 4 dengan baik dan nggak roaming. Meski gue nggak terlalu excited nonton ini, tapi gue masih bisa terhibur dengan visualnya yang memang sudah jadi standar animasi Hollywood. Ceritanya sendiri memang ditujukan untuk anak-anak, tapi masih bisa dinikmati oleh para dewasa. Makna yang dibawakan juga bagus, tentang perubahan yang pastinya akan kerap ditemui sepanjang hidup. -

Exhuma - Review

Gambar
Meski sudah baca beberapa reviewnya di media sosial, tapi gue nggak nyangka Exhuma sebagus itu! Film ini otomatis masuk dalam 10 film terbaik yang gue tonton selama tahun 2024, entah posisi nomor berapa. Film ini nggak cuma jualan horor yang bukan tipikal jump scare, tapi surprisingly juga sangat nasionalis dan anti kolonialisme! Menurut gue, sebenarnya Exhuma ini bukan film horor deh. Film ini bisa masuk genre misteri atau investigatif yang kebetulan aja ada beberapa penampakan hantu yang bikin bulu kuduk begidik. Mirip sama Parasite, film ini berganti plot di tengah ke arah yang lebih gelap dan mengerikan. Kisah pengusiran arwah penasaran bergeser ke kisah nasionalis. Dua kisah ini juga digambarkan dengan dua elemen yang digunakan dalam fengshui; setengah film pertama didominasi air seperti hujan dan setengah film kedua didominasi oleh api. Kalau yang menyangka film ini akan banyak adegan jumpscare atau kaget-kagetan sudah pasti kecewa. Apalagi Exhuma tipikal film slow burn yang plot

Dune: Part Two - Review

Gambar
Setelah penantian 7 tahun, akhirnya kita bisa menonton kelanjutan kisah Lisan al Gaib. Dune: Part Two (2024) malah menjadikan Dune (2017) tampak seperti kurcaci. Entah mengapa novel Dune karya Frank Herbert yang dirilis tahun 1965 dipecah menjadi dua film yang nggak rata dan berimbang. Tapi mungkin ini memang keputusan kreatif mengingat dua film tersebut fokus pada tema besar yang berbeda; Dune Part One fokus pada tema fear dan Dune: Part Two fokus pada tema faith . Ini adalah ulasan yang penuh spoiler, silakan lanjut kalau anda sudah menonton atau yang nggak masalah dengan spoiler.   Dune: Part Two jelas memperlihatkan semesta yang lebih luas dengan banyak karakter baru. ​Tapi yang gue sangat suka adalah tema besar yang berkembang dan terbilang mengarah ke arah yang berbeda. Dua film ini menutup filmnya dengan visual yang sama tapi dengan makna yang berbeda. Adegannya sama-sama close-up shot Chani yang diperankan Zendaya. Di film pertama, pandangan Chani bisa kita maknai sebagai pa

Pemandi Jenazah - Review

Gambar
Harus gue akui, Pemandi Jenazah adalah salah satu film horor lokal terbaik yang gue tonton di tahun ini. Cukup mengejutkan karena ini datang dari rumah produksi baru di mana ini adalah film pertama mereka; VMS Studio. Meski rumah produksi baru, tapi VMS Studio menggunakan talenta terbaik di tanah air; Hadrah Daeng Ratu di kursi sutradara dan Lele Laila sebagai penulis naskah. Gue bisa melihat rasanya mereka berdua diberikan kebebasan idealisme dan tidak banyak campur tangan produser. Terlihat dengan hasil filmnya yang memang berkualitas dan dibuat dari hati. Pemandi Jenazah memberikan kisah yang cukup menyeramkan. Aktivitas memandikan jenazah, apalagi korban pembunuhan, adalah aktivitas yang sudah seram. Nah hal itu jadi tambah menyeramkan ketika karakter si pemandi jenazah adalah seorang yang penakut. Di titik ini, Aghniny Haque sangat efektif menularkan ketakutannya kepada penonton setiap dia memandikan jenazah dan melihat penampakan. Ceritanya sendiri gue sangat suka karena sangat m

The Zone of Interest - Review

Gambar
The Zone of Interest jadi film ke-8 yang gue tonton secara legal dari 10 nominasi Best Motion Picture di Academy Awards 2024. Kecintaan gue pada film dengan tema Perang Dunia II tentu membuat gue cukup mengantisipasi film ini. Ternyata film ini benar-benar fokus pada sisi lain dari kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia. Lebih tepatnya, film ini fokus pada latar rumah mewah dan luas dari komandan Rudolf Hoss yang memang ada dan terjadi persis seperti di kejadian nyata. Menonton The Zone of Interest jelas jadi pengalaman menonton yang unik sekaligus horor. Mata penonton memandang adegan-adegan yang indah dan enak di mata. Rumah yang bagus, halaman rumah yang luas dan dipenuhi tanaman hijau, kolam renang dan mainan anak-anak. Tapi telinga mendengar hal-hal yang sebaliknya. Suara tembakan senjata dan teriakan tahanan di siang bolong, serta suara api di malam hari. Benar-benar kontras dari apa yang dilihat dan apa yang didengar. Nggak heran, film ini mendapat nominasi Oscar di kategori Bes

The Holdovers - Review

Gambar
Film yang malang melintang di berbagai penghargaan bergengsi ini akhirnya bisa tayang di bioskop tanah air. Sebelumnya, The Holdovers bawa pulang dua piala Golden Globes; masing-masing untuk Paul Giamatti sebagai Best Lead Male Actor dan Da'Vine Joy Randolph sebagai Best Supporting Female Actor . Sementara di Academy Awards 2024, film ini dapat 5 nominasi di Best Motion Picture, Best Original Screenplay, Best Editing, Best Lead Male Actor, dan Best Supporting Female Actor .  The Holdovers bercerita tentang seorang guru yang harus tinggal dan menemani siswa yang nggak pulang ke rumah di sekolah asrama saat liburan Natal di tahun 1970. Konfliknya adalah guru ini terkenal galak dan nggak populer di kalangan siswa, sedangkan siswa yang harus tinggal di asrama selama liburan ini juga terkenal sebagai anak yang bermasalah. Ternyata selama dua minggu terpaksa tinggal bersama, mereka berdua menjalin persahabatan yang kompleks. Ini adalah tipikal film dramedy yang menghangatkan hati. Film